Belum reda perdebatan soal penghentian Kurikulum 2013, kini dunia pendidikan kembali diramaikan soal isu larangan berdo’a sebelum dan sesudah belajar oleh pemerintah. Kontan saja, isu tersebut menyebar dan mengundang kritikan dan kecamanan dan berbagai pihak, baik dari pemuka agama, pegiat pendidikan maupun politisi. Benarkah Isu tersebut ? Dan bagaimana tanggapan para tokoh-tokoh penting di Indonesia ?
Isu tersebut muncul setelah Mendikbud melakukan konfersi pers. Salah satu pernyataannya beliau menyatakan, “Sekolah di Indonesia mempromosikan agar anak-anak kita taat menjalankan agamanya, tapi bukan memaksakan satu agama. Jadi, kita sedang susun, ada tata tertib saat memulai dan tutup sekolah, dan terkait dengan doa, yang menimbulkan masalah. Prinipnya gak boleh sekolah negeri promosikan sikap satu agama, tapi bhineka tunggal ika,”
Pernyataan ini dikritik karena dinilai menyudutkan agama Islam. Sebab, lumrahnya doa sebelum dan sesudah belajar yang kerap dibaca siswa di sekolah-sekolah negeri adalah doa secara Islam yang dianut mayoritas siswa.
Pada kesempatan ini saya akan paparkan tanggapan dari beberapa tokoh-tokoh penting di Indonesia.
1. Mendikbud, bapak Anis Baswedan
Inilah respon dari mendikbud selaku orang yang member pernyataan tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan akan fokus pada penanaman kebiasaan bagi peserta didik. Ada beberapa hal penting yang perlu dibiasakan sejak dini sehingga membentuk budaya baik dalam masyarakat."Hal rutin yang perlu dibiasakan pada peserta didik seperti membaca buku bersama, menyanyikan lagu-lagu cinta Tanah Air, berdoa, piket kelas, olah raga dan rutinitas lain yang baik," ujar Anies dalam pernyataan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (9/12/2014).
Dalam hal doa, Mendikbud ingin agar kegiatan sekolah dimulai dan ditutup dengan doa. Menurut dia, Kemendikbud ingin mendorong suasana belajar yang mencerminkan tujuan pendidikan nasional, yaitu anak-anak yang beriman, bertakwa dan cinta Tanah Air."Adapun isi doa dikonsultasikan ke Kemenag. Mendikbud pernah bicara ini dengan Menteri Agama. Namun belum ada tindaklanjutnya," imbuh Anies.Melalui keterangan ini dirinya menegaskan bahwa tak pernah ada larangan membaca doa sebelum memulai kegiatan belajar. Hal ini sekaligus menanggapi isu yang tengah berhembus."Tidak benar mau melarang. Ini lagi fokus Kurikulum 2013, kok malah dikatakan menghapus doa di sekolah. Masa saya melarang doa. Ada-ada aja," pungkas penggagas Indonesia Mengajar tersebut.
2. Yusuf Mansur
Ustaz kondang Yusuf Mansur sempat mengkritik keras Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Gara-garanya ia mendengar kabar sang menteri akan melarang pembacaan doa di sekolah-sekolah saat dimulai dan sesudah jam belajar.
Namun setelah ia berhasil menghubungi Anies Baswedan untuk mendapatkan penjelasan soal kabar larangan doa di sekolah, Yusuf Mansur mengakui jika salah, karena kabar yang diterimanya tidak benar.
"Alhamdulillah, ternyata enggak benar. Lalu nampaklah kesalahan saya pribadi. Insyaa Allah, saya perbaiki untuk ke depan harinya. Tapi saya terus melakukan peran ikut mengawasi. Hanya sekarang dah bertambah sedikit pengalaman, akan tabayyun dulu. Ga asal ceplos," tulis Yusuf Mansur di akun Twitter-nya.