Mohon tunggu...
muslimahsiti
muslimahsiti Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Hobi membaca,menulis,memasak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Hutan dan Pemuda Triliuner

20 November 2024   16:03 Diperbarui: 20 November 2024   16:12 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadis Hutan dan Pemuda Triliuner

Malam semakin pekat di kaki gunung. Di tengah hutan lebat, Dinda, seorang gadis desa yang hidup sederhana, memikul hasil hutan berupa rotan dan daun pandan. Ia tinggal di desa kecil yang dikelilingi gunung dan hutan. Kehidupannya penuh perjuangan, tapi Dinda selalu bersyukur.

Hari itu, saat ia sedang berjalan menuju kampung, tiba-tiba terdengar suara aneh dari sebuah gua. Dengan keberanian yang terkumpul, ia mendekat. Dari dalam gua, terdengar suara lirih seorang pria meminta tolong.

"Siapa di sana?" teriak Dinda sambil memegang obor kecilnya.

"Aku... terjebak," suara itu terdengar lemah.

Dinda masuk perlahan, cahaya obornya menyapu ruangan gua yang dingin dan basah. Di sana, seorang pemuda dengan pakaian mahal terlihat bersandar di dinding, kaki kirinya terjebak di antara batu-batu besar.

Tanpa berpikir panjang, Dinda mendekat. "Aku akan membantumu, tunggu sebentar," katanya. Dengan segenap tenaga, ia berusaha menggeser batu-batu itu. Setelah beberapa menit, akhirnya kaki pemuda itu bebas.

"Terima kasih. Aku... Adrian," ucap pemuda itu lemah sambil mencoba berdiri.

Dinda membantunya berjalan keluar gua. Ia menyadari bahwa pemuda itu bukan orang biasa. Wajahnya bersih dan tampan, tangannya halus, dan jam tangan di pergelangan tangannya tampak sangat mahal.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dinda saat mereka berjalan.

"Aku tersesat saat melakukan pendakian. Aku datang ke daerah ini untuk survei lokasi bisnis."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun