Mohon tunggu...
Muslimah Jepang
Muslimah Jepang Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Hobi saya salah satunya traveling, konten kepenulisan yang paling saya sukai ialah bagian dari Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Kkn di Kota Rasa Pedalaman

6 Juni 2024   16:56 Diperbarui: 6 Juni 2024   17:04 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

KKN DIKOTA RASA PEDALAMAN

Karya, Mawar Sari

 

Tepatnya 5 tahun yang lalu, aku seorang mahasiswi Universitas Mulawarman Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 yang tengah menjalani kuliah kerja nyata (KKN). Kurang lebih pada masa itu di tahun 2019 yang dimana sudah mulai marak-maraknya kisah horor di dunia KKN entah dari yang pulang dengan nama ataupun yang pulang hanya nama. 

Kisah itu hanya sekilas lewat karena aku beruntung mendapatkan KKN di kota Samarinda yang notabenenya sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur. "Aku kan KKN di kota mana ada hal mistis seperti itu, lagian walaupun letaknya di pinggir kota tetap aja ia termasuk bagian kota" ucapku meyakinkan diri. 

Setelah semua proses terlewati aku sudah menemukan kelompok dan tempat pengabdianku, dimana letaknya dipinggir kota kurang lebih 30 menit perjalanan dari tengah kota. Bisa dibayangkan tak begitu jauh hingga tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Kelompok KKN Sambutan SMP 88 Samarinda, yah itulah nama kelompokku yang beranggotakan sekitar 10 orang terdiri dari 8 perempuan dan 2 laki-laki. Singkat cerita kami sudah melakukan pertemuan pertama dengan hasil keputusan bahwa kami akan menyewa kontrakan di dekat desa KKN agar rasa kekeluargaan kurang lebih 3 bulan terasa begitu hangat walaupun tak jauh dari tempat kosan kami masing-masing. 

Disaat itupula aku beruntung karena aku sudah mempunyai kenalan 2 orang dikarenakan pernah berorganisasi bareng di organisasi LDKm MAI, sebuah lembaga kemahasiswaan mushalla Al-Ikhlas jadi, bisa dikatakan bahwa kami bertiga anak mushalla di kampus yang dimana udah sering nongkrong dan menjalani kegiatan mushalla kampus. 

Hari-hari terlewati dengan aman dan sentosa tanpa cekcokan apalagi kejanggalan. Entah selang sepekan tiba-tiba keanehan muncul.  Dimulai dari setiap kami mengadakan acara dikontrakan selalu saja ada yang mengetuk pintu belakang yang dimana pintu tersebut langsung menuju Hutan, awalnya kami mengira itu hanya angin namun setiap malam dan shubuh pasti terdengar suara ketukannya. Ditambah lagi kami baru tahu di Desa tersebut sering mati listrik dan air. 

Awalnya kami masih sanggup mandi dengan air galon tapi lama kelamaan uang semakin menipis akhirnya saya dan satu teman perempuan putuskan setiap sebelum shubuh kami pergi mandi di masjid yang jaraknya sekitar kurang lebih 2 km dari kosan. Lumayan jauh tanpa penerang jalan.

Tepat di pukul 04.30 saya dan Qurrota pergi ke masjid demi mandi dan shalat tepat waktu, untuk pertama kalinya kami keluar shubuh di desa yang baru kami tinggali selama sepekan. Gelap tanpa penerang jalan, dengan rumah yang bernuansa alam, entah mengapa sebelum shubuh itu tidak ada aktifitas sama sekali seharusnya ramai laki-laki yang sudah bersiap ke Masjid, namun kami yang merasa ah sudahlah toh ini cuman desa di samping Ibu Kota loh masa takut sih. 

2 menit setelah perjalanan kami tiba-tiba terhenti dengan kilatan putih yang melintas, "apa tuh", ucapku merasakan Qurrota memegang erat pundakku "burung kali" ucapnya dengan menenangkan suasana yang memang tenang dan tegang. Kami melanjutkan perjalanan sesampainya di Masjid kami bertemu dengan pengurus Masjid dan sekaligus meminta izin untuk menumpang mandi dan shalat shubuh berjamaah. 

Kami diberi izin sekaligus diberi peringatan bahwa desa disini jarang ada yang ingin keluar shubuh banget karena sering bertemu dengan "kuyang". Kami tiba-tiba kaget, apakah benar di kota ada yang seperti itu? Bukankah cerita horror itu hanya ada dipedalaman dengan kekuatan Iman kami tidak mempercayainya lalu meneruskan pulang ke kosan tiba --tiba dengan ketidakpercayaan itu kamipun diperlihatkan sosok aslinya yang biasa dipanggil dengan sebutan "Kuyang". 

Ia tertawa dan menatap tajam seakan ingin menangkap dan mencabik-cabik kami, beruntungnya dengan kekuatan pembalap saya melajukan motor, hingga tiba di kosan dengan sekujur tubuh gemetaran dan wajah pucat pasih. Walaupun dikatakan kami mahasiswi yang terbiasa tinggal di Mushallah tetap saja kami punya rasa takut disaat terdesak seperti itu, kadang hadir tanpa bisa diatur. Setelah kejadian itu kami udah mulai ketakutan apabila harus keluar malam-shubuh.

Sebulan telah berlalu arahan dari Kepala Sekolah kepada kelompok KKN kami ialah mengadakan ILT OSIS semacam kepemimpinan OSIS yang mengharuskan kegiatannya 3 hari 2 malam bermalam di Sekolah, kami kembali mengingat kejadian Kuyang tersebut tepat sekali di depan Sekolah tempat pengabdian. 

Lagi-lagi apapun kejadian mistis tidak akan menjadi alasan tidak terjalannya program kerja tersebut. Akhirnya kami menyepakatinya dengan rencana-rencana yang matang hingga di malam pertama kegiatan tersebut dimulai dengan kesurupan massal, sebabnya hanya sepele saja karena anak-anak sebelum tidur bercerita horror kemudian saling takut dan akhirnya menjadikan dipikiran hal-hal mistis bisa jadi yang lemah iman jadinya kesurupan karena ketakutannya itu sendiri. 

Setelah kesurupan massal itu tiba-tiba ada kejadian salah satu guru sedang duduk menjaga dipos yang kami tugasi ternyata 2 jam selangnya guru tersebut baru datang dari rumah, jadi kami pikir yang kami lewati tadi siapa?. Kami mulai merasa ada hawa yang tidak enak namun tidak mungkin kami sebagai mahasiswi panik karena ada anak-anak SMP yang notabenenya masih kecil yang harus ditenangkan lebih dulu.

Malam kesatu sudah terlewati dengan kejanggalan yang ada, tapi kami tidak memberhentikan kegiatan tersebut, kami tetap melanjutkannya hingga tiba pada malam kedua puncak kegiatan tengah berlangsung kami mengira semuanya aman ternyata pada pagi harinya kami seketika terkejut disaat semua anak-anak tertidur dan mengatakan tidak ada apa-apa yang terjadi tadi malam, mereka tidak berkegiatan. 

Lalu siapakah semua siswa tadi malam yang kami ospek dan beri rintangan itu? Siapakah siswa yang kami ajak satu persatu ngobrol? Semua diluar nalar fikir kami. Namun dengan mengerti unsur kesopanan apalagi ini pertama kalinya ada kegiatan yang sampai berhari-hari di lingkungan sekolah jadi akhirnya kami memutuskan untuk diam-diam saja menanggung kengerian itu di diri masing-masing. Disitulah saya menyadari bahwa hal mistis nyata adanya, ia begitu dekat dengan kita. 

Sedikit saja kelalaian serta menurunnya kadar iman seseorang disitu pula ia begitu mudah memperdayah kita. Aku juga menyadari andai saja kami tidak terus mengingat Allah bisa jadi kejadian-kejadian itu membuat kami celaka ternyata patut disyukuri ialah kami bersepuluh melewati hal-hal mistis dengan selamat sentosa hingga waktu KKN berakhir. Namun kenangan kejadian tersebut menghantui disetiap kami berada di situasi yang sama. 

Sekilas tak menghilangkan nyawa, sekilas tak menghadirkan luka dan darah namun kejadian tersebut terus memberikan kesan trauma bagi kami. Bahkan yang dulunya saya tidak percaya dengan adanya kuyang akhirnya kini saya percaya bahwa ia benar ada dan yang pernah saya dengar dari salah satu Dosen di kampus mengatakan Kuyang ialah hantu yang tak bisa diusir dengan ayat Alquran, namun tentunya bagi saya Kuyang bisa diusir dengan terus melibatkan Allah SWT. Tak ada luka yang dalam selain kenangan yang kelam sama seperti yang kami rasakan saat KKN tahun 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun