Salam
Jangan salahkan tupai jika diminta menempatkan letak semangka.............
 Analogi ini sering kali dipakai  oleh tetua di kampun kami . Kalimat diatas menghantarkan kita pada kemampuan diri  .
Jika salah dalam menanggulangi atau salah membuat solusi pasti akan menimbulkan kesalahan baru , hal ini aerin terjadi jika atasan yang melakukan kesalahan .
Dikemajuan ini jarang sekali ada pemimpin yang meu mengakui kesalahannya .
Adat yang sering kami dengar seperti yb diatas ternyata ada benarnya . Sekarang baru kami sadari ttg hal  itu  .
Berkaca pada tren sekarang dimana media menjadi santapan sebagian besar masyarakat  Indonesia . Tak kala suatu masalah masuk ke bukan tempatnya dan dilakukan oleh pimpinan maka akibat dari  keaalahan ini merugikan masyarakat banyak.
Sebut saja masalah penistaan agama dan ulama yang didugakan dilakukan oleh basuki c purnama telah menarik energi besar bangsa , bahkan katanya pemerintah berusaha mendatangkan ahli dari luar negeri ., ngeri kali dengarnyaÂ
Utk kasus ini jika salah dalam mengambil langkah penyelesaiannya maka Negeri ini taruhannya , padahal  utk dapat menyelesaikan masalah ini amatlah mudah jika kita menemukan pokok masalah tersehut .  Para ulama tak perlu berdebat keras ( sampai monyong mulutnya ) akan hal ini , cukup sepakati saja " kalau yang bethubungan dengan hukum - hukum Islam "  tidak boleh diinterpretasi  karena berketetapan hukum tetap ,  jika diinterpretasi maka dilain waktu akan ada seseorang / kelompok besar dlm Islam menginterpretasi hukum2 tttg shalat , zakat  puasa dan lain2  hingga akan samarlah hukum Islam yang ada (  merusak aqidah ) serta membuat perpecahan umat .
Tapi kalau firman atau ayat2  yg berhubungan  dengan jalan ( toriq ) silakan diintrpretasi sesuai kepahaman masing - masing .
Contoh : ada ayat yang mengatakan " ya Muhammad , jika umatmu bertanya ttg Aku ( Allah ) , katakan Aku dekat lebih dekat dari urat lehermu .