Daerah ini memiliki bentang alam yang lengkap mulai dari hutan mangrove di wilayah pesisir, hutan rawa gambut, hutan dataran rendah, dan pegunungan, hingga zona alpin es di Puncak Jayawijaya. Bagian Utara Kabupaten Mimika didominasi oleh habitat dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan di bagian timur didominasi oleh hutan mangrove yang masih utuh dan hutan Rawa gambut. Ketiga tipe habitat ini paling banyak ditemui pada bentang alam Mimika.Â
Kekayaan alam di kawasan Mimika berupa emas, perak, tembaga, dan mineral lainnya dikarenakan bentang alam berupa pegunungan. Tambang emas dan perak merupakan cadangan terbesar di dunia dan masih terus dieksplorasi hingga sekarang.Â
Kekayaan alam lainnya berasal dari hasil laut dan tanaman seperti karaka, sarang semut, kopi Amungme. Karaka merupakan sebutan bagi kepiting hitam yang memiliki cangkang sangat besar dengan berat hampir 1 kilo per ekor. Karaka hidup disepanjang hutan bakau pedalaman Papua. Daging hewan ini memiliki cita rasa yang manis bila diolah.
Sarang semut bukankah tempat tinggal semut yang berasal dari tanah, melainkan jenis tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain. Pada bagian umbinya dihuni oleh semut sehingga bentuknya berongga-rongga. Tumbuhan ini berhasiat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker, stroke atau TBC.Â
Kopi amungme memiliki rasa yang khas yaitu sedikit asam dengan cita rasa moka, sebab kopi ini diberi pupuk dari tanaman bernitrogen, multus hutan alami dan kompos. Kopi cust ini kah ini diproduksi di areal PT Freeport, Kecamatan Tembagapura. Kekayaan alam satu ini telah tembus di pasar internasional karena biji kopinya memiliki cita rasa yang berbeda dibanding kopi-kopi yang ada di Indonesia.
Hasil hutan berupa serat kayu digunakan sebagai bahan dasar pembuatan noken, tas anyaman yang kuat dan sering digunakan oleh orang Papua untuk membawa bekal, hasil kebun, atau hasil perburuan. Uniknya, noken telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia. Tas tradisional ini sangat terkenal dan telah diekspor hingga mancanegara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H