Mohon tunggu...
Muslihudin El Hasanudin
Muslihudin El Hasanudin Mohon Tunggu... jurnalis -

journalist and more

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Susahnya Bertemu Jokowi

2 Desember 2014   14:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:16 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14174784871394879109

[caption id="attachment_379879" align="alignnone" width="645" caption="Majalah Merah Putih edisi Oktober 2014 bersampul Jokowi (foto dindin)"][/caption]

Selasa (2/20/2014) RI-1 akan hadir di Akpol. Wartawan berangkat dari Bid Humas Polda pkl. 06.00 tepat. Sdh disediakan bus. Krn  Akpol sdh steril paspampres jadi berangkatnya bareng2 … matur nuwun (info dr grup)

Itu BBM wartawan Tribun Jateng Hermawan Handaka kepada saya kemarin. Dia teman baik, jadi selalu memberi kabar jika ada liputan penting. Jokowi hari ini memang dijadwalkan akan berada di Semarang untuk beberapa kegiatan.

Jauh-jauh hari sebenarnya saya sudah tahu kalau Jokowi mau hadir di Semarang.  Bu Elly Kepala TK Nasima seminggu sebelumnya telah memberi kabar . “Pak besok ditemeni ke Akpol ya. Anak-anak diminta menyambut presiden di sana” pinta Bu Elly.

Hmm.. kesempatan bagus ketemu Jokowi. Karena itu saya tidak berpikir menempuh prosedur peliputan seperti biasanya. Ikut rombongan anak-anak TK sudah beres. Tak ribet.

Namun, Senin kemarin  Bu Elly kembali mengirimkan BBM kepada saya.

Pak, besok  gak jadi ketemu Jokowinya. Tadi dari Akpol ada yang ke sekolah

Lho, Kenapa bu?

Jokowi gak mau ada seremonial. Gak mau anak-anak terganggu proses belajarnya. Padahal Kapolda seluruh Indonesia hadir di sana. Jokowi mau mengunjungi Johar dan Tambaklorok

Ya sudah bu thanks. Coba nanti saya tak meluncur ke Akpol saja.

Sejurus kemudian saya menghubungi beberapa rekan di media tentang teknis liputan RI 1 di Akademi Kepolisian. Semua menyarankan  saya mendaftar ke Polda Jateng agar bisa berangkat bersama-sama menuju Akpol.

Pkl. 16.00 saya ke humas Polda Jateng untuk mengurus izin liputan. Kantor sudah sepi. Sebagian besar personel sudah pulang. Hanya beberapa cleaning servis tampak sibuk membersihkan ruangan.

“Masih ada pak Pulung, menemuni beliau saja” ujar seorang petugas cleaning service  yang tahu kebingungan saya.

“Sudah nggak bisa mas. Kemarin kita sudah nerbitkan 50 ID card untuk wartawan. Sekarang izin-izin sudah dihandel panitia pusat (Akpol)” pak Pulung menjelaskan.

Pagi ini saya hanya duduk di depan gerbang Akpol, bersama beberapa wartawan yang juga akan melakukan liputan. “Kita nunggu di Pasar Johar saja yuk” ajak salah seorang kawan.

“Boleh” jawabku singkat seraya mengangkat kamera dan ransel.

Hmm.. Jokowi sudah jadi presiden sekarang. Bukan lagi walikota atau gubernur. Ia sudah jadi orang nomor satu di Indonesia yang harus dilindungi keselamantan jiwa raganya.

Walau Jokowi dikenal  presidennya wong cilik yang taksuka seremonial takpenting, tetapi siapapun sekarang takmudah lagi bertemu dengannya.  Dan kita harus mengikuti aturan itu kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun