[caption id="attachment_379879" align="alignnone" width="645" caption="Majalah Merah Putih edisi Oktober 2014 bersampul Jokowi (foto dindin)"][/caption]
Selasa (2/20/2014) RI-1 akan hadir di Akpol. Wartawan berangkat dari Bid Humas Polda pkl. 06.00 tepat. Sdh disediakan bus. Krn Akpol sdh steril paspampres jadi berangkatnya bareng2 … matur nuwun (info dr grup)
Itu BBM wartawan Tribun Jateng Hermawan Handaka kepada saya kemarin. Dia teman baik, jadi selalu memberi kabar jika ada liputan penting. Jokowi hari ini memang dijadwalkan akan berada di Semarang untuk beberapa kegiatan.
Jauh-jauh hari sebenarnya saya sudah tahu kalau Jokowi mau hadir di Semarang. Bu Elly Kepala TK Nasima seminggu sebelumnya telah memberi kabar . “Pak besok ditemeni ke Akpol ya. Anak-anak diminta menyambut presiden di sana” pinta Bu Elly.
Hmm.. kesempatan bagus ketemu Jokowi. Karena itu saya tidak berpikir menempuh prosedur peliputan seperti biasanya. Ikut rombongan anak-anak TK sudah beres. Tak ribet.
Namun, Senin kemarin Bu Elly kembali mengirimkan BBM kepada saya.
Pak, besok gak jadi ketemu Jokowinya. Tadi dari Akpol ada yang ke sekolah
Lho, Kenapa bu?
Jokowi gak mau ada seremonial. Gak mau anak-anak terganggu proses belajarnya. Padahal Kapolda seluruh Indonesia hadir di sana. Jokowi mau mengunjungi Johar dan Tambaklorok
Ya sudah bu thanks. Coba nanti saya tak meluncur ke Akpol saja.
Sejurus kemudian saya menghubungi beberapa rekan di media tentang teknis liputan RI 1 di Akademi Kepolisian. Semua menyarankan saya mendaftar ke Polda Jateng agar bisa berangkat bersama-sama menuju Akpol.
Pkl. 16.00 saya ke humas Polda Jateng untuk mengurus izin liputan. Kantor sudah sepi. Sebagian besar personel sudah pulang. Hanya beberapa cleaning servis tampak sibuk membersihkan ruangan.
“Masih ada pak Pulung, menemuni beliau saja” ujar seorang petugas cleaning service yang tahu kebingungan saya.
“Sudah nggak bisa mas. Kemarin kita sudah nerbitkan 50 ID card untuk wartawan. Sekarang izin-izin sudah dihandel panitia pusat (Akpol)” pak Pulung menjelaskan.
Pagi ini saya hanya duduk di depan gerbang Akpol, bersama beberapa wartawan yang juga akan melakukan liputan. “Kita nunggu di Pasar Johar saja yuk” ajak salah seorang kawan.
“Boleh” jawabku singkat seraya mengangkat kamera dan ransel.
Hmm.. Jokowi sudah jadi presiden sekarang. Bukan lagi walikota atau gubernur. Ia sudah jadi orang nomor satu di Indonesia yang harus dilindungi keselamantan jiwa raganya.
Walau Jokowi dikenal presidennya wong cilik yang taksuka seremonial takpenting, tetapi siapapun sekarang takmudah lagi bertemu dengannya. Dan kita harus mengikuti aturan itu kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H