[caption id="attachment_376088" align="alignnone" width="700" caption="melamun itu perlu (foto dindin)"][/caption]
Keingan sederhana saya bisa jelajah nusantara. Cita-cita sejak SMP yang belum sepenuhnya terwujud. Beberapa tempat memang sudah saya kunjungi mulai dari Sabang. Aceh, sepanjang pesisir barat Sumatera, Samosir, Sibolga, Bukittinggi, Padang Panajang, Padang Sidempuan, Batusangkar, Jambi, Palembang, dan sebagian besar Jawa. Pernah juga ke Balikpapan, Samarinda, Makassar, Malino. Yang terjauh terakhir berkesempatan mengunjungi Malaka, Kuala Lumpur, dan Pahang. Semua gratis dan biasanya pulang bawa oleh-oleh plus sedikit uang jajan untuk anak-anak, karena itu memang tugas kantor.
Nah, kalau pergi untuk kepentingan pribadi macam menghadiri Kompasianival, ini yang jarang saya lakukan. Dan sejak gelaran Kompasianal 2010, belum sekalipun datang. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, terutama terkait budget. Mengingat jarak Semarang dan Jakarta takboleh dibilang dekat, 400 km je! Tentu banyak duit yang harus keluar kan?
Namun Kompasinival 2014 amat special sepertinya. Acara ini tidak hanya jadi ajang kopi darat para neitzen seluruh Indonesia, lebih dari itu akan banyak manfaat yang didapat mengingat konten acaranya cukup berbobot. Lihatlah, kalau tidak ada halangan akan hadir tokoh-tokoh top macam Ignatius Jonan, Ahok, Ridwal Kamil, dan Ganjar Pranowo. Sayang kan kalau dilewatkan begitu saja.
Semalam saya berdiskusi dengan istri. Mengungkapkan keinginan saya untuk hadir di acara itu. Ia sebenarnya tidak setuju, tetapi tidak berani melarang. “Ya asal punya uang ya gak papa. Tetapi kalau nggak ya jangan sampai jual apa-apa?”. Paham kan sampeyan, maksud istri saya.
Saya mulai menghitung. Jika naik pesawat, harga terakhir di traveloka.com, Citilink/Lion PP minimal Rp. 1.000.000,-. Transport lokal dari bandara ke TMII min Rp 250.000,-. Tiket kompasianival, kopi, makan, dan tetek bengeknya dari Semarang sampaiTMII bisa habis Rp. 300.000,- Beli kaos untuk istri, 2 anak : Rp. 340.000,-. So semuanya sudah mencapai angka Rp. 1.890.000,- . Kalau naik kereta, atau bus bisa jadi lebih hemat, tetapi kan harus pake nginep segala. Biaya lagi kan bro!
Bisa saja saya minta ke Bos atau buat proposal pengajuan anggaran perjalanan dinas menghadiri kegiatan jurnalistik di Jakarta. Ah, malu dong. Masa “memaksakan” nomenklatur yang tidak ada dalam anggaran kantor.
"Hmm.. Mudah-mudahan saja ada rezeki yang datang tiba-tiba, sehingga bisa buat ongkos hadir di Kompasianival 2014. Kalau tidak, ya terpaksa bongkar celengan" aku mengguman lirih. “Tapi jangan jual apa-apa lho Yah” sahut istriku dari dapur kesayangannya. Saya hanya tersenyum. Lantas bagaimana para kompasianer yang tinggal di Aceh dan Papua? Apa istri mereka juga seperti istri saya? Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI