Mohon tunggu...
Muslihudin El Hasanudin
Muslihudin El Hasanudin Mohon Tunggu... jurnalis -

journalist and more

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kasus Ivan Haz, Orang Tua Baik, Belum Tentu Anak Baik

24 Februari 2016   21:39 Diperbarui: 24 Februari 2016   22:06 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ivan Haz (foto tribunews)"][/caption]Anggota DPR dari Fraksi PPP, Fanny Safriansyah alias Ivan Haz (IH),  ditangkap  karena diduga positif menggunakan narkoba. Putra mantan wakil presiden Hamzah Haz itu digelandang  bersama 14 orang lainnya oleh Tim Yonintel Kostrad dan Pom Kostrad, di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (21/2). 

IH bukan kali pertama ini tersandung masalah hukum. Pada akhir  awal Oktober 2015  IH juga berurusan dengan penegak hukum karena diduga melakukan penganiayaan terhadap   baby sitter yang bekerja di rumahnya. Saat dihubungi wartawan kala itu ia  membantah telah menganiaya baby sitternya.

Dia jatuh, luka, dia bilang dianiaya. Kalau luka di kuping bisa bisul pecah. saya tahu saya siapa, apalagi orangtua saya juga baik-baik. Kasus  ini  kemudian  menguap, masuk angin, dan berakhir dengan happy ending; damai. 

Orang Tua Baik#Anak Baik

Dalam kasus dugaan penganiayaan yang disangkakan kepadanya, IH mencoba menarik premis mayor bahwa jika orang tua baik, maka anaknya (dia) juga baik. IH   mungkin memegang teguh betul peribahasa, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Ayahnya, Dr. H. Hamzah Haz MA. Ph.D. adalah orang pintar, alim, dan cerdas. Panutan bagi banyak orang-terutama bagi orang-orang di partai yang telah membesarkannya ; PPP.  Hamzah Haz  adalah putra Borneo berlatar  warga nahdliyin tulen.  Beberapa kali ia menjabat   menteri pada masa pemerintahan Gus Dur, dan terakhir menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Megawati Soekarnoputri. 

Lantas di mana relasi kebaikan antara ayah dan anak ini? Tentu kita belum bisa   atau tidak pernah akan menemukannya.  Justru ayah bapak  ini bertolak belakang perilaku dan karakternya. Yang satu alim, pintar, dan banyak pengalaman di pemerintahan dan birokrasi. Satunya,  malah disinyalir masuk  dalam jaringan  agen perusak moral  anak bangsa.

Buktinya, walau berstatus sebagai anggota dewan yang terhormat, perilakunya malah sama  sekali jauh dari perilaku   terhormat.   Bertindak semena-mena dengan menganiaya baby sitternya dan  yang terakhir mengadakan pesta  narkoba dengan  kaki tanganny. Kalau sudah begini, masihkah IH pantas mengaku dirinya baik sebaik orang tuanya?

Kasus yang menimpa IH   ini menambah panjang daftar kelakuan tidak terpuji para anggota dewan. Tetapi walau  semakin banyak daftar kasusnya, semakin mudah menyelesaikannya. Jurusnya andalannya :  Jarke rakwis. Wong-wong kan mengko lak lali dhewe. Hehe. Salam Lunpia  (din)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun