[caption caption="Prosesi Pelatikan Bupati/Walikota di Jawa Tengah oleh Gubernur Ganjar Pranowo diliput banyak media (foto dindin)"][/caption]“Minggir Ndes!”
“Ngerti aturan po ora kuwi!”
“Kamerane kok ana plastike barang. Ngadang-adangi mbul!”
“Pol PP. Do kon minggir kuwi!”
“Kameraku sekali pake lho. Takbalangke mengko”
Kalimat umpatan plus makian itu sengau terlontar dari beberapa orang yang berdiri di depan saya. Puluhan wartawan tengah mengambil gambar pelatikan bupati/walikota di Lapangan Pancasila Simpanglima Rabu (17/2) kemarin. Kesal mereka sangat beralasan karena panitia sebenarnya sudah menyiapkan space khusus berupa dua panggung kecil di samping kiri kanan panggung utama untuk para wartawan. Letaknya sangat pas, karena di samping lebih tinggi, wartawan juga bisa mendapatkan angel yang sempurna. Namun semua sia-sia.
Semua terampas oleh ulah “wartawan lain” yang takpunya sopan santun. Tujuh, bahkan mungkin sepuluh orang lebih merangsek berdiri mendekati bibir panggung. Menenteng kamera jeprat-jepret sesukanya. Tanpa menghiraukan orang-orang di belakangnya. Beberapa diantaranya malah memotret dengan kamera hape. Tentu saja kondisi ini merusak, membuyarkan sudut pengambilan gambar para wartawan yang telah berdiri pada posisi seharusnya. Maka keluarlah ungkapan-ungkapan tadi.
[caption caption="Both khusus untuk wartawan (foto dindin)"]
Sudah jamak terjadi, jika pemkot atau pemprov menggelar seremonial besar, hampir selalu dibanjiri oleh peliput berita. Media cetak, elektronik, local maupun nasional tumplek blek di sana. Ini jadi simbiosis mutualisme antarkeduanya.
[caption caption="Suasana pelantikan dilihat dari tribun tamu undangan (foto dindin)"]
Sebenarnya seluruh wartawan yang akan meliput acara itu harus mengenakan ID Card Khusus dari panitia. Namun ternyata hal itu pun tidak sesuai rencana, karena saking banyaknya yang ingin mengabadikan momen ini. Hampir semua orang seolah menjadi juru foto. Jika masing-masing bupati/wakil bupati terpih membawa tim dokumentasi, berapa jumlah juru foto dadakan yang ada di acara itu? Belum keluarganya, belum penggembira lainnya.