Mohon tunggu...
Muslihudin El Hasanudin
Muslihudin El Hasanudin Mohon Tunggu... jurnalis -

journalist and more

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yuk Berwaton Suloyo Soal Kurikulum 2013

8 Desember 2014   08:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:49 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417976455141224003

[caption id="attachment_381335" align="alignnone" width="600" caption="Siswa SMA Nasima Semarang, sekolah ini juga sudah menerapkan Kurikulum 2013 (foto dindin)"][/caption]

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan  membuat kebijakan yang takpopuler; yakni menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013. Kebijakan Mendikbud ini berlaku  bagi sekolah-sekolah yang baru menerapkannya selama 1 semester, yakni di tahun ajaran 2014/2015.

Tanggapanpun muncul bak cendawan di musim penghujan. Sebagian pihak menilai langkah Anies ini dipandang sebagai langkah strategis untuk membenahi dunia pendidikan yang selama ini dianggap semrawut. Sebagian pihak yang lain menilai   langkah Mendikbud ini sebagai langkah gegabah karena  takdisertai analisis data lapangan yang akurat. Apalagi mengingat  jabatan Anies  baru  seumur jagung.

Kebijakan Anies Baswedan jika publik cermat bukan untuk menganulir secara total pelaksanaan kurikulum 2013. Ia hanya menghentikan pelaksanaannya di sekolah-sekolah yang baru satu semester menerapkannya. Toh ribuan sekolah lain yang telah melaksanakan kurikulum 2013 tetap boleh melanjutkan penerapan kurikulum yang digadang-gadang akan mampu membentuk karakter manusia Indonesia masa depan itu.

Yang menarik disimak tentu tanggapan negatif atas keputusan  sang menteri.  Mulai dari tukang kritik yang ndak punya kerjaan, guru, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, ataupun lembaga pemerintah semua bersuara lantang. Konyolnya  Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim pun melakukan kritik juga terhadap kebijakan atasannya itu. Termasuk yang terakhir mantan Mendikbud Muh. Nuh ikut buka suara tentang hal ini. Ia menilai bahwa langkah Anies itu sebagai sebuah kemunduran.

Keran kebebasan bersuara telah lama dibuka di negeri ini. Semua orang dengan mudahnya bisa mengkritik apapun. Baik yang bersifat konstruktif ataupun yang waton suloyo atau asal njeplak semuanya boleh ngomong tanpa bisa disensor.

Menurut saya kebijakan Anies sah-sah saja, mengingat sekali lagi Anies tidak menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013. Artinya Anies menganggap tidak ada yang salah dengan konsep kurikulum 2013. Dia hanya mencoba membenahi pelaksanaannya yang selama ini juga dinilai tergesa-gesa dan asal jalan.

Kita tahu pelaksanaan pelaksanaan kurikulum 2013 masih menyisakan berbagai persoalan krusial. Mulai dari distribusi buku penunjang yang terlambat diterima sekolah, sampai pelatihan guru-gurunya yang juga belum merata. Jangan-jangan kalau Anies tetap melanjutkan pelaksanaan kurikulum 2013 juga akan dinilai salah. Makanya, yuk berwaton suloyo soal kurikulum 2013. Maaf, kalau saya juga waton suloyo. Selamat malam.

Ngijo,  8 Desember 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun