Kali ini tak berani kubalas tatapan mata itu. Muak? Atau lebih tepatnya wales. Tidak perlu dipikir panjang. Jika nanti apa yang kau ucap menjadi kenyataan akan jangan salahkan saya. Yang pasti akan kulawan kebisingan yang penuh dengan rasa jenuh. Hingga akan kupaksa lupa dengan apa yang kulakukan sembari terus memberi kenyataan atas permintaan itu. Biarpun tidak sepenuhnya sungguh-sungguh. Bagiku, dua kali lebih dalam kau merendahkan diri. Tuman. Dan, sadarlah!
Aku tidak akan menyalahkan diri, tidak akan pula menyalahkanmu. Hanya karena tuman itulah yang ingin kukalahkan dan kusalahkan, telah membawa pada sesuatu yang kurang baik terhadapku. Jangan mengisahi dengan cara menempatkan orang lain seperti pengemis, karena aku lebih suka menjadi maling sekalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H