Mohon tunggu...
Muslih
Muslih Mohon Tunggu... Guru - Guru pada MTs Negeri Lamandau Kalimantan Tengah

Guru yang masih belajar memperbaiki diri dan musafir yang sedang mengumpulkan bekal untuk perjalanan panjang ini sangat suka olahraga Volly dan badminton (sebagai penonton), juga sangat suka konten tentang pendidikan, pengembangan diri dan karakter serta hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Qona'ah; Esensi Hidup Bahagia

16 Mei 2023   08:55 Diperbarui: 16 Mei 2023   09:08 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Qana'ah merupakan akhlak terpuji yang diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada ummatnya. Qona'ah berarti merasa cukup dan menerima dengan ikhlas terhadap apa yang telah dianugerahkan oleh Allah. Orang yang  qona'ah selalu bersyukur terhadap nikmat yang diperolehnya serta tidak merasa iri dan dengki terhadap nikmat yang diperoleh dan dimiliki  orang lain.

 "Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan Qona'ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut. (H.R.Ibnu Majah)

Sejalan dengan Hadits Nabi di atas, seorang filosof China Lao Tzu, menulis, "Orang yang merasa cukup dengan yang ia miliki adalah orang yang kaya".

Padanan kata Qonaa'ah dalam Bahasa Indonesia adalah cukup. Menurut KBBI,  cukup berarti dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan dan sebagainya, tidak kurang. Cukup adalah konsep yang sulit . Konsep cukup bagi satu orang dengan orang lain belum tentu sama. Tetapi, pada dasarnya cukup adalah terpenuhinya kebutuhan dasar berupa makanan, minuman,  pakaian dan rumah (sandang, pangan dan papan).

Agar hati bahagia dan tenteram, harus menumbuhkan sikap penuh  rasa syukur terhadap yang dimiliki  dan menghargai yang sudah dimiliki. Jangan membandingkan diri kita dengan orang yang lebih kaya  di sekitar kita, tapi lihatlah kepada orang yang di bawah kita di sekitar dan  dibelahan dunia lain, bila dibandingkan dengan mereka, sesungguhnya kita hidup berkelimpahan. 

Kita boleh merasa cukup atau qona'ah dengan Harta atau rizki yang kita miliki sekarang , tapi dalam memburu ilmu tidak ada kata cukup karena menuntut ilmu sepanjang hayat dan  dengan ilmu kita akan memahami apa arti cukup (qona'ah) yang sebenarnya.

Pada zaman sekarang, sikap hedonis dan konsumtif begitu merasuk dalam kehidupan kita, maka memiliki sikap Qona'ah bisa meredam dan mengerem keinginan yang lebih besar dari kebutuhan.

Bumi Bahaum Bakuba, 16052003

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun