DokPri: Penulis Bersama Honda Vario, Selepas Ikuti Sosialisasi BLH di Aula Pendopo Lombok Timur.
Manusia memproduksi sampah setiap hari. Yang terbaru, Indonesia tersebut sebagai negara penghasil sampah plastik di laut terbesar ke dua dari seluruh dunia. Prihatin? Pastinya iya. Kondisi ini membuat banyak pihak terkait masalah sampah terus menerus lakukan langkah-langkah sinergis pengelolaan sampah yang lebih berdaya guna. Meski tak lantas menghilangkan, tetapi minimal mengurangi kuantitas sampah --terutama plastik, yang mencemari lingkungan.
Saya mungkin terlambat bergabung di barisan pegiat sampah. Tepatnya, barisan massa yang mengelola sampah untuk kemudian memberdaya-gunakannya. Jika efek positif yang saya usung sebagai marketing online belum sampai ke masyarakat luas, minimal efek tersebut mewujud di diri saya pribadi juga keluarga terdekat saya. Kebiasaan positif bijak kelola sampah, minimal komit serta konsisten pisah sampah organik dan non organik.
Sejak tuangkan ikhtiar saya membantu promosikan online produk-produk cantik dari Bank Sampah Sekomaq dan Rumah Kreatif LINSI di awal bulan, terhitung sudah dua kali saya diajak kak Husni temani kegiatan offline berupa perluas jejaring usaha melalui kegiatan-kegiatan formal dinas terkait. Pertama sekali, Kegiatan Temu Usaha Pengusaha Industri Kecil dan Menengah dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Lombok Timur. Kedua, sepagian tadi, hadir sebagai perwakilan dari belasan bank sampah se Lombok Timur di acara Penguatan Kelembagaan Daerah dalam Pengelolaan SDA dan LH bagi Stakeholder Terkait. Terpisah, kak Husni sendiri telah jauh lebih dulu mulai dengan beberapa pelatihan dari BLHPM (Badan Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal) Lombok Timur.
Kemudahan Mobilitas Bersama Honda Vario 150 eSP
Menjadi marketing online LINSI, sebagian besar waktu saya mengontrol akun-akun promosi atau pun toko online yang juga saya buatkan khusus di portal belanja online yang terkenal saat ini, tak perlu beranjak dari rumah. Namun, saat promosikan langsung produk ke klien atau melalui acara-acara offline di dinas-dinas terkait di ulasan awal di atas, tentunya saya harus mobile dan tinggalkan PW (posisi wuenak) saya di hadapan monitor 17" PC. Bersyukur kak Husni memilih varian Honda terbaru, Vario 150 eSP. Berkendara sekira 30 sampai 45 menit, dari ruko LINSI di desa Sekomaq Paok Motong dari rumah saya di kota Selong menjadi selalu nyaman.
Jika sebelumnya (sekitar 6 bulan pada 2014 lalu) sudah akrabi Honda Beat saat PP Selong dan Mataram berjarak sekira lebih kurang 80km cukup berbekal seliter bensin, pun si putih Vario 150 eSP adik saya yang sempat temani wira-wiri saat guide-i rekan milis di liburan pasca Lebaran tahun lalu, tahun ini saya saksikan sendiri kenyamanan adik ipar saya tetapkan pilihan masih pada Vario 150 eSP.