Seharusnya artikel ini saya tuliskan kemarin Sabtu. 25 Januari 2025. Di angka cantik, 25 01 25. Tak sadar, ternyata terlewat. Namun, tetap saja rasanya tak ikhlas untuk abadikan kenangan tentang beberapa angka cantik lainnya. Khususnya di bulan Januari. Sekali ini, juga saya istimewakan ke lagu-lagu romantis dari musisi tanah air.
Saya bukan seorang OI. Bukan pula GIGIKita. Tidak juga penggemar khusus Rita Effendy, yang memiliki lagu 'Januari di Kota Dili' dari albumnya 'Salahkan Rembulan'. Masih juga bukan penggemar setia almarhum Glen Fredly, yang liris kisahkan kandasnya cinta di lagu 'Januari'. Satu kesamaan di empat lagu yang gunakan kata Januari ini, miris sekaligus romantisme pedih. Sisi lain dari romantisme manis kisah cinta.
22 Januari, kita berjanji
Coba saling mengerti apa di dalam hati
22 Januari, tidak sendiri
Aku berteman iblis yang baik hati -- Bait pertama '22 Januari', Album Sarjana Muda, Iwan Fals
Saat menuliskan ini sembari berdendang sendiri, sesak segera mengental langsung di bair kedua. Pembuka bait ini, 'Jalan berdampingan, tak pernah ada tujuan'. Terasa, betapa hanya cinta yang menggerakkan dua pasang kaki, tak harus tanpa tujuan tertentu. Pun enggan berpisah. Hingga, bahkan mungkin tak masalah jika perjalanan berdua, membuat sepasang kekasih ini sampai ke Timbuktu. Representasi satu wilayah antah berantah. Entah dimana. Yang jelas, super sangat jauh sampai kecil kemungkinan kita bertemu sekelompok manusia secara umum.
Sampai di baris terakhir bait kedua ini, 'Dengan sorot mata yang keduanya buta'. Di titik baris lirik inilah, sesak nan kental, menggedor batas bendungan air mata. Tak sampai menangis memang. Namun sesaknya pun jadi berat mencair. Apakah karena kebutaan ini, membuat mereka berjalan tanpa tujuan? Atau, karenanya pula, tak pernah penting ada tujuan. Demi hanya bisa selalu bersama, saling mendekap, paham memahami, saling memandang dalam senyum. Penuh cinta?
Ah..
Bahagia selalu dimiliki
Bertahun menjalani bersamamu
Kunyatakan bahwa engkaulah
Jiwaku - Bait kedua '11 Januari', Album 'Peace, Love, N'Respect, GIGI
Dua lagu pertama di atas, sama-sama menggunakan POV orang pertama. Pernyataan takluk pada cinta. Kesiapan lalui segala bentuk ujian. Mau mengaku salah. Untuk kemudian tetap melangkah bersama.Â
Januari di Kota Dili
Tak terkira, cinta bersemi
Januari lekas berganti
Dan terhempas cintaku
Januari di Kota Dili
Kian hangat dalam ingatan
Nantikanlah aku kembali
'Tuk menjemput cintamu - Dua bait refrain 'Januari di Kota Dili', Album Salahkan Rembulan, Rita Effendy.
Jika 11 Januari mengabadikan kisah cinta sepasang musisi Armand Maulana dan Dewi Gita, sampai tulisan ini saya klikkan 'tayang', saya belum temukan referensi siapa kiranya pasangan cinta dari lagu Rita Effendy ini. Perbedaan tahun rilis sekitar 10 tahun, Rita di tahun 1997 dan GIGI di tahun 2007, nyatanya mengabadikan romantisnya cinta di dua lagu ini melintasi jaman. Siapapun yang menyanyikannya, serupa hendak menyegera kembali ke Dili, di Timor Lorosae, menjemput cintanya. Kalau pun tidak ke Dili, setiap 11 Januari, kembali sandingkan janji, 'Senyummu juga sedihmu adalah hidupku'. Tak peduli kita menyanyikannya ulang di tahun berapa pun.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!