Bagian paling mengharukan dan membanggakan dari sepasang orang tua, ketika mampu konsisten menunjukkan keutamaan bersedekah. Yakni, sedekah wajib di bulan Ramadan, zakat fitrah.
Bagi saya, itulah ejawantah paling sederhana dari nilai-nilai luhur yang tersisipkan di kisah para Nabiullah, Nabi Ibrahim A.S., Nabi Ismail A.S., Nabi Yusuf A.S. Bahwa, dari 365 hari memburu rezeki Allah SWT, ada kewajiban fitrah, menyampaikan hak orang lain yang jauh lebih membutuhkan daripada kita. Kewajiban tahunan, yang mengingatkan, hendaknya kita lebih menyukai untuk selalu melihat 'ke bawah'. Ke mereka yang lebih kekurangan. Lalu membantu kita untuk selalu merasa cukup. Telah 'kaya' sesuai porsi kita masing-masing.
Ejawantah berikutnya, menaati ayat-ayat Al Qur'an dan hadits terkait sedekah. Bahwa tak sekadar membaca, bersedekah adalah bagian dari 'ilmu langit' yang mampu kita laksanakan dengan mudah serta ringan. Salah satu penerapan termudah dan bisa dibiasakan menjadi bagian dari kemukminan kita sebagai muslim. Penanda khusus, semoga menjadi penambah marwah siapapun kita, yang menjadi wajah terdepan dari praktik-praktik beragama Islam.
Menuliskan ulang rujukan tentang dasar-dasar bersedekah, di banyak tulisan telah disebutkan ayat-ayat Alqur'an dan hadits terkait sedekah. Di antaranya:
Surat Al-Baqarah ayat 271,
"Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. Al-Baqarah: 271).
Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api. (HR. At-Tirmidzi)."