Entah masih dalam pengaruh viral thread horor KKN Desa Penari, dua backpack, satu tenda dan 30% makanan (dari total seluruh bawaan), siap menjadi bekal saya ke Pantai Kokok Pedek. Iyap, pantai ini akan menjadi venue utama, hari puncak dari rangkaian Festival Pesona Gili Sulang (FPGS) 2019. Satu event pariwisata, digagas oleh lima unsur pentahelix kepariwasataan desa Sugian. Â Rangkaian acara yang sudah dimulai sejak 20 Agustus, kemudian hari puncaknya dilaksanakan di Sabtu, 31 Agustus lalu.
Dalam bayangan saya, pantai Kokok Pedek serupa pantai perawan. Meski hasil kros cek di google maps, spot pantai ini dilalui jalan raya besar, masih saja saya berpikir takkan menemukan bangunan apa pun di sini. Hanya ada pohon kelapa, hamparan rumput khas perkebunan kelapa, serta belukar pantai.
Padahal, di Desember tahun lalu, saya sempat mengantarkan donasi gempa dari satu pesantren di Suryalaya Banten. Waktu itu, usai antarkan donasi, saya dan anak-anak bahkan sempat snorkeling di dua gili mangrove. Yaitu Gili Sulat dan Gili Lawang. Dua nama yang kemudian disingkat dan menjadi nama event, Gili Sulang.
Sesat pikir yang berakhir menakjubkan. Serba indah di momen senja dan fajar pagi pantai Kokok Pedek. Seindah apa? Yuk, disimak.
Fishing Spot dan Beach Camp FPGS 2019
Sekian lama menjadi relawan di komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lombok Sumbawa, ada beberapa event yang suami dan anak-anak saya bisa ikut. Salah satunya, ya FPGS ini. Terutama, karena saya berkeras harus ikut merasakan nuansa Beach Camp. Salah satu dari banyak rangkaian acara, berkemah di pinggir pantai Kokok Pedek.
Suami saya ikut dengan antusias. Ia menghabiskan berjam-jam, telusuri spot pantai ini melalui fitur Google Earth di Hpnya. Dua penanda lokasi yang menunjukkan muara sungai, langsung menjadi fokus utamanya.
"Segera sampai lokasi, aku akan mancing di muara ya neng," ujarnya sembari sibuk mempersiapkan piranti memancingnya.