Dong ayok ke Mantar. Negeri di atas awan. Desa budaya yang sarat tradisi dan tentu saja pesona keindahan alam khas perbukitan tinggi. Pemandangan cantik lembah di ujung barat pulau Sumbawa, juga menjanjikan sunrise dan sunset saat berkemah di tempat ini.
Desa Budaya Mantar berada di kecamatan Poto Tano, kabupaten Sumbawa Barat NTB. Saya merasa beruntung akhirnya bisa juga kunjungi destinasi wisata ikonik lainnya di Sumbawa. Di trip dua hari satu malam, misalnya, kita juga akan bisa mengunjungi pulau Kenawa untuk berburu senja kedua. Saya sendiri, mendatangi Mantar sebagai salah satu peserta Jambore Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lombok Sumbawa. Sekaligus liputan event Festival Pesona Mantar, acara rutin tahunan yang kali ini terselenggara di tahun ketiga.
Poto Tano Lawang Desa
Setiap liputan event ke Sumbawa, saya masih saja tak bosan abadikan Rinjani dan Poto Tano. Gunung tertinggi pulau Lombok memang tampak utuh terlihat di pelabuhan laut Kayangan, Lombok. Namun, jauh dari bayangan saya, di puncak barisan perbukitan sisi kanan Poto Tano lah lokasi dari Desa Budaya Mantar.
Andre, sopir mobil ranger santai kemudikan mobil yang membawa enam orang dan belasan tenda serta perlengkapan berkemah lainnya. Sejak blusukan antarkan donasi korban gempa Lombok Agustus lalu, saya masih terbiasa dengan kelok jalan kecil, berliku dan menanjak. Rasa santai yang segera berubah. Tak sekadar kecil, berliku dan menanjak, kini ruas jalan tak lagi beraspal. Cor-coran beton yang seukuran satu mobil, sesekali menanjak hampir 45 derajat! Plus tentunya belokan tajam. Andre tetap tampak santai dan bahkan ringan menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil saya.
Ongkos mobil ranger mulai dari 20 hingga 35 ribu Rupiah, menyesuaikan untuk Anda yang membawa turis mancanegara. Seperti yang dikisahkan Andre, ia siap 24 jam mengantarkan siapa pun. "Saya pernah diminta mengantarkan tamu saat tengah malam. Mereka ingin berburu sunrise Mantar. Tak masalah. Saya siap mengantarkan kapanpun."
Sunset Hunter
Di rundown Jambore, perburuan sunset dan sunrise Mantar menjadi highlight utama saya. Selepas mendirikan tenda dan berfoto di sekitar titik landar paralayang, juga papan-papan yang tuliskan Mantar, saya bergegas mengarah ke barat. Waktunya berburu sunset.