Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Di Balik Es Gempol Pleret

1 Juni 2018   14:40 Diperbarui: 1 Juni 2018   15:12 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Es Gempol Pleret, Taman Gajah Mungkur, Semarang. Dokpri

Ada yang juga pernah menjadikan kopi tubruk hitam, diminum dengan 50% es batu? Saya pernah. Seperti mencintai kata-kata, begitulah saya mencintai kopi hitam. Sayang, sejak sering terserang asma, kopi harus saya hindari dulu.

Bagaimana dengan saat puasa? Apa masih berani minum es kopi hitam? Tentu saja tidak. Batuk yang kemudian diikuti juga oleh asma --bahkan masih saja kumat saat malam, membuat saya melupakan kopi hitam, hampir sebulan lebih.

Namun, itu masalah saya pribadi. Untuk keluarga, sekian kali lakukan telpon rutin sesaat setelah berbuka, bungsu saya berulang kali sebutkan es nutrisari. Dulunya favorit suami saya. Alhamdulillah, dua anak-anak saya mengekor. Saya pribadi, tak cocok. Sesesap tak masalah. Habiskan segelas yang terbuat dari satu sachet nutrisari, seringkali berakhir menjadi radang tenggorokan.

Saat pulang di libur kantor, setiap wiken saya usahakan membuat takjil sendiri. Sekarang sih sudah enak dan nyaman. Bahan-bahan tak perlu repot membuat sendiri. Sekantong plastik dawet hijau, kolang-kaling, bola-bola sagu warna warni, biji salak, atau isian apa pun sudah siap beli. Meski tentu saja paling sehat dan terasa aman, jika semua bahan dibuat sendiri.

Es Dawet dan bola sagu warna-warni. Dokpri
Es Dawet dan bola sagu warna-warni. Dokpri
Yang sudah pernah saya buatkan, es dawet. Sempat pula saya buatkan minuman aneh. Es nutrisari, saya berikan potongan jelly. Masalahnya, sudahlah pemanis saya berikan dari larutan gula merah, potongan jellynya berwarna dan berasa coklat. Yah, minuman jeruk dengan chocolate taste. Nggak masalah kan ya?

Alhamdulillah, dua pekan terakhir, keluarga saya tidak sampai seperti yang diulas dokter Posma beberapa hari lalu (Ketika Santan, Gorengan dan Ketan Mulai Memakan Korban).

Saat saya berada dirumah, meski hanya dua hari, saya usahakan semua menu hanya sisakan satu yang digoreng. Yang lainnya serba berkuah atau rebus. Kalaupun harus digoreng, biasanya saya gunakan setengah sendok makan margarin. Itupun jika berupa telur goreng, tidak saya tambahkan garam.

Kembali ke minuman favorit, sepertinya saya masih harus bersabar. Es dawet, es nutrisari, es apa pun, hanya saya sesap seteguk. Penghilang rasa ingin. Itu masih pula saya gelontor dengan dua kali lipat air putih.

Untuk anak-anak, sekali dua mereka bahkan ngemil es batu. Koq bisa ya? Batu sedingin es --eh kebalik, air putih didinginkan sampai sekeras batu, dikunyah dan di-kremus lezat begitu. Terlihat enak, tapi sebagian impuls syaraf saya isyaratkan sebaliknya. Ngilu di banyak tempat. Di gigi geligi, juga mendadak sakit kepala.

Saya sungguh kangen es kopi hitam. Hiks. Dokpri
Saya sungguh kangen es kopi hitam. Hiks. Dokpri
Ternyata istilah medisnya, sphenopalatine ganglioneuralgia, sensasi otak beku saat menikmati makanan atau minuman dingin. Rasa yang disebabkan refleks dinding pembuluh darah arteri serebral anterior, yang berada di langit-langit mulut.

Nah, kan. Sudahlah langgan migren, masa iya mau saya sempurnakan dengan sensasi otak beku. Jadi, babay dulu segala rupa minuman dingin. Namun, tak pernah menyesal habiskan semangkuk es gempol pleret, di Taman Gajah Mungkur, Semarang. Mengingat saat itu saya menikmatinya bersama Mbak Wahyu Sapta ^^ Eh tapi, itu sepekan sebelum puasa. Di awal Mei lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun