Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cari Soto Sasak Jadi Menu Sahurmu di Lombok

18 Mei 2018   12:56 Diperbarui: 18 Mei 2018   13:15 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soto daging sapi khas Sasak, di kota Masbagik Lombok Timur. Dokpri

Tahun ini, kangkung menambah panjang daftar makanan yang harus saya hindari. Tekanan darah rendah dan ancaman vertigo masih menjadi ujian bagi tubuh saya. Jika sebelumnya sudah berhasil mengatasi maag dan beberapa fobia (cacing, kecoa dan sebagian jenis ulat), dua 'penyakit' ini belum saya temukan cara mengatasinya. Saran begini begitu, berenang, lari, dua kemampuan yang masih harus saya pelajari sungguh-sungguh. Di setahun terakhir saya makin berani snorkeling. Namun, untuk lari, tubuh saya masih hanya sanggup berjalan jauh.

Jadi, dua hari pertama puasa, tak ada pelecing kangkung. Baik di menu berbuka, apalagi saat sahur. Saya juga harus memaksakan diri mengkonsumsi sebanyak mungkin protein hewani. Mengingat masih harus juga membatasi diri mengkonsumsi ikan laut (karena resiko asma kumat), pilihan tersisa hanya ikan air tawar dan daging-dagingan.

Di Lombok, menu daging-dagingan mudah ditemukan di warung-warung makan. Yang paling umum, tentu saja ayam. Sebut semua resep olahan ayam, insyaAllah, pasti ada. Ayam Taliwang tentu saja selalu pantas direkomendasikan. Berbahan utama ayam kampung yang masih muda, seporsi ayam taliwang bisa sekali habis saat berbuka dan sahur.

Untuk daging sapi, yang paling umum soto. Namun, di kota kelahiran saya di Selong, sebagian besar soto dimasak dengan resep Sasak Lombok. Yang berubah, jika sepuluh atau lima belas tahun lalu saya bisa yakin berucap, minim kecap, sekarang hampir wajib diberikan kecap. Tambahan yang harus selalu saya minta diabaikan. Sekarang, saya tidak terlalu suka kecap manis. Mungkin karena kata manisnya kadung tersugesti sebagai gula, di otak saya.

Selain soto, jenis rawon, gulai dan tentu saja bebalung. Masalahnya, bebalung, ya an sich seperti arti kata itu. 'Bebalung' berarti 'tulang' di bahasa Indonesia. Meski gurih dan lezat, daging sapinya minimalis.

Mendung gelap, tetap asyik snorkeling di Gili Bidara Lombok Timur. Tapi, asma koq masih kumat yak. Dokpri
Mendung gelap, tetap asyik snorkeling di Gili Bidara Lombok Timur. Tapi, asma koq masih kumat yak. Dokpri
Sebentar, saya ceritakan sebanyak ini, karena jujur sangat jarang berburu menu sahur di luar rumah. Pengalaman terakhir motoran sekitar pukul 9 malam, usai meet up dengan Mbak Edrida Pulungan, saya di sapa dua lelaki yang berboncengan tanpa helm dan jaket. Padahal, setelan rider saya sudah serba tertutup. Helm cakil, syal yang hanya sisakan mata dan jaket parasut. Jadi, saya merasa tidak aman, keluar sendiri di jam sahur. Akan berbeda jika saya membonceng suami saya.

Tapi tunggu, di dua kota yang sekarang saya akrabi, saya masih bisa berbagi berapa spot untuk berburu menu sahur. Di Mataram, ibukota propinsi, tempat-tempat ramai masih di sekitaran kampus negeri, Universitas Mataram. Area Gomong, Kekalik sampai perempatan Taman Budaya, tiga spot utama berburu menu sahur. Di Selong, kota kabupaten Lombok Timur, juga berada di sekitar kampus STKIP Hamzanwadi Pancor.

Di perempatan masjid jami' Pancor, serta di ruas jalan raya setelah RSUD Dr. Soedjono. Khusus spot terakhir, terkenal sebagai Nasi Maling. Hmm, bisa jadi karena jam bukanya pas jam maling yak. Duh, maaf para maling.

Empat menara tinggi Islamic Center dan suburban Mataram dari roof top Hotel Golden Palace. Dokpri
Empat menara tinggi Islamic Center dan suburban Mataram dari roof top Hotel Golden Palace. Dokpri
Sekarang, demi menjaga liability tulisan saya ini, tentu di hari-hari ke depan saya harus berburu menu-menu sahur di tempat-tempat tersebut. Tunggu reportase saya (halal).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun