Saya berhasil snorkeling di Pulau Kelor. Sampai kini tuliskan ulang perjalanan hari ke-2 -- dari total trip tiga hari dua malam, berlayar di atas perahu bersama teman-teman Insto Buddy dan Lambo Rajo, tak menyesal lewatkan pemandangan dari atas puncak bukit Pulau Kelor. Lambo Rajo, Â phinisi serba coklat yang membawa rombongan saya datangi sisi-sisi indah Labuan Bajo.
Dua rekan blogger, teman sekamar saya telah cantik usai perayaan pagi. Dua rekaat Subuh, juga segarkan tubuh di kamar mandi Lambo Rajo. Saya? Telah terjaga dari pukul 4 pagi. Sunrise cantik pertama saya di perairan Labuan Bajo tak boleh terlewat. Telah terlalu banyak fajar cantik bumi saya abaikan di jelang setengah abad usia.
Saya masih tersihir sunrise cantik. Pun tetap sibuk bercakap sendiri -- di hati, jiwa dan batin, bahwa perjalanan ini akan penuh-penuh dengan segala serba indah, berbarengan haha hihi dengan teman trip lainnya. Mulai sedikit terkantuk-kantuk. Saya sudah terjaga di enam jam terakhir. Namun, demi mendengar harus menanjak sekian jam, baik. Mari menghitung setiap jejak, sebagai tanjakan di jalur-jalur pendakian Rinjani.
Pulau Padar adalah pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau ini relatif lebih dekat ke Pulau Rinca daripada ke Pulau Komodo, yang dipisahkan oleh Selat Lintah. Pulau Padar tidak dihuni oleh ora (biawak komodo). Di sekitar pulau ini terdapat pula tiga atau empat pulau kecil.
Pulau Padar juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena berada dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Komodo,Pulau Rinca dan Gili Motang. (Cred. Wikipedia).
Saya sungguh harus abaikan berapa menit perjalanan untuk sampai di puncak Padar. Ingin rangkai diksi seindah apa pun, mari sama merangkainya di hati, dan nikmati saja foto-foto cantik ini.
Saya harus menahan diri. Teman-teman seperjalanan saya juga akan sama haus dan lapar. Sesaat segar kembali, snorkeling dan nikmati Pantai Pink Flores tenangkan langkah saya ingin segera nikmati senja di puncak Padar.