Aku mengeja abu-abu gelap | Menjadi bias oranye dengan | Bundaran emas di ufuk barat | dan wajahmu yang penuh tawa | Tersenyum manis padaku
Aku gelapkan fajar pagi | Yang Menguning terang | Pada mimpi malam yang | penuh-penuh kisahkan cinta kita | Tiba-tiba tanpa awal, tak ingin kuakhiri
Aku tak inginkan malam setelah siang
Pun enggan sambut pagi yang
Usaikan kegelapan
Pada semua waktu, pikirku
Tak juga bisa enyahkan lekatmu
Atas semua waktu
Bisakah tak pernah adamu, aku?
*Meninting, 2 Februari
Kelas Menulis bersama Tim Office APW Tour Travel Lombok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H