Senin, 3 April hari ini dan bertempat di Hotel Killa Senggigi Lombok berlangsung Bimbingan Teknis Branding Pesona Indonesia Asisten Deputi Strategi Pemasaraan Pariwisata Nusantara. Hadir bersama undangan lainnya dari dinas terkait, poltekpar negeri Lombok serta saya sebagai generasi pesona indonesia (disingkat Genpi) bersama-sama mendapatkan berbagai materi terkait pariwisata nusantara dengan garis merah 'branding pesona Indonesia.
Bagi saya pribadi, yang paling menarik dari event ini, selain update pengetahuan terbaru tentang pariwisata nusantara, kesempatan meet up dengan sesama genpi dari 6 propinsi yang sebagian dari mereka sekaligus blogger.
Ihiiirrr jejaring blogger yang meluas nih..:p ^_^
Lintas 6 propinsi lhoo. Meski sampai tulisan ini saya publish, saya belum mengikuti (follow) semua akun sosial media para perwakilan genpi tersebut di atas.
Acara sehari penuh dengan 5 paparan berbeda, mulai dari dinas pariwisata, poltekpar negeri serta paparan terakhir serta utama, narasumber Budi Rizanto Binol mewakili Tim Branding Kementerian Pariwisata yangterjadwalkan nanti malam.
Momen lainnya yang juga mengesankan bagi saya, bisa menyemangati kawan-kawan genpi di 5 propinsi lain untuk semaksimal mungkin mengeksplorasi destinasi-destinasi wisata di Lombok. Mengingat kesempatan untuk kunjungi Lombok tak sebanyak dibanding kami yang memang kebetulan bertempat tinggal di pulau seribu masjid ini, juga karena pertimbangan bahwa pada kunjungan pertama ke Lombok, jauh lebih baik jika menyasar spot-spot anti mainstream. Mengapa? Kawan-kawan Genpi Lombok sumbawa yang saat ini hadir di venue acara, merupakan juga pegiat-pegiat pariwisata aktif dengan kontak-kontak ke banyak spot wisata Lombok baik mainstream atau pun yang tidak.
Salah satu contoh spot anti mainstream, Pantai Nambung di Sekotong Lombok Barat.
Hampir seperempat abad menjadi warga asli Lombok, saya pribadi belum kunjungi spot ini. Pertama, spot memang cukup jauh dari akses transportasi publik. Kedua, sebagai spot wisata baru, saya pribadi masih membutuhkan panduan dari kawan traveler Lombok lain untuk sampai di sini. Kalau pun misal tetap berani berangkat sendiri, pasti saya akan harus banyak bertanya pada penduduk lokal di daerah-daerah yang menuju ke spot ini.
Baiklah, saya masih harus memperhatikan materi dari paparan ke-3 yang disampaikan pak Taufan Rahmadi dari Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Prioritas Kawasan Mandalika dengan materi Creative Strategic for Tourism Acceleration.
Lebih tertarik dengan pengetahuan spot-spot wisata anti mainstream Lombok? Untuk ini, inbox saya saja yaaa. Free discussion untuk itinerary ke sebanyak mungkin spot wisata seputar pulau Lombok.
Salam jalan-jalan..