Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inisiasi Bank Sampah Online, LINSI dan Aisyah Odist

11 Mei 2016   17:08 Diperbarui: 11 Mei 2016   17:21 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, Upload Foto Founder Bank Sampah & Rumah Kreatif LINSI di IG.

Ketiga, selaraskan mind-set. Pola pikir. Bank Sampah tak sebatas kelola sampah dengan sederhana. Bank Sampah bisa jauh lebih kompleks. Bank Sampah bisa memiliki sistem yang bisa cepat dipelajari pegiat sampah lainnya, baru pun lama, untuk seterusnya di estafetkan. Seperti sampah yang tak berhenti diproduksi, sistem terus bergulir. Belum hari ini, akan terwujud satu hari nanti.

Tak saya pungkiri, sering tak mampu bayangkan betapa nyamannya kehidupan ketika sampah-sampah di sekeliling kita --terutama plastik, jarang terlihat karena sudah terbangunnya sistem serta pola hidup masyarakat kebanyakan. Bahwa akan ada satu hari, ketika sebagian besar sampah plastik yang diproduksi manusia bisa di re-cycle. Bahwa bahkan satu bungkus plastik mini bekas permen, benar, tak pernah sampai di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Bahwa bank sampah mana pun, termasuk LINSI, tak semata bergantung pada hasil penjualan produk. Namun kesediaan teruskan estafet pengetahuan, banyak sekali langkah kreasi yang bisa dilakukan demi mengolah sampah. Seribu satu jenis sampah, pada akhirnya hanya dilabeli sampah saja. Tetapi, seribu satu pegiat sampah miliki sekian milyar impuls syaraf yang nisbikan kemungkinan daya kreasi mengolah sampah ke produk-produk terbarukan. Menjaga sampah itu sendiri untuk terus menerus di re-cycle dan tak pernah sampai di TPA.

Apa yang kami harapkan dari Bank Sampah Online ini?

Tak muluk-muluk, pun bisa mudah ditemukan di tiga langkah awal di atas. Salah satunya, perluas jejaring yang siap gunakan sistem yang jaga kontinuitas setiap pegiat sampah. Baik personal, swadaya di lingkungan tertentu, terutama di bank-bank sampah. Tak sebatas seperti BS-NTBM dan LINSI, juga bank sampah lainnya yang bersama pun terpisah menjadi binaan dinas-dinas terkait dari pemerintah. BS-NTBM menjaga komitmen S3 - Sistem Sehari Selesai, untuk sebanyak mungkin olah kreasi para anggotanya atau bank sampah mitra yang tergabung di jejaringnya. Berikutnya, bersama-sama sinergikan semangat dan tak enggan berbagi mimpi pun kreasi. Kelas-kelas online pun tutorial tak melulu berbekal tiket puluhan ribu atau ratusan ribu rupiah. Peserta bisa memilih gunakan sampah atau anyaman sebagai tanda kepesertaan. Kemitraan dengan NGO atau LSM luar hanya akan menunggu waktu, bonus. Gimmic pelengkap. Bagus jika teraih dan berefek optimal, tetap konsisten terapkan serta jalankan misi karena nyawanya adalah peduli plus sayangi bumi. Terlalu stereotype? Sebutan dan sisi lain dari keping misi gerakan cegah sampah. Pernyataan dan ujian tak terhindarkan, bahkan, bagi semua pemimpi.

Kembali mengutip satu kalimat besar Proklamator Indonesia, almarhum Ir Soekarno, 'Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau terjatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang'.

Bismillah, aamiin.

Selong-11 Mei.

'Ambil sampah kecilmu

Buang di tempat itu

Pilah sampah kecilmu

Jangan jadi sampah dunia ' (Satu Bait dari Lagu 'Senyum Untuk Negri'-Aisyah Odist)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun