Foto: DokPri
Â
Hitam pekat dedat
Inginku lirih, putih bersih
Â
Hitam manis liris
Nyata amarah, menggelap arah
Â
Cangkirmu cangkirku kerap berbayang sama
Meski racikan gula dan kopi tak selalu seidentik sesachet rasa instan
Â
Sekali waktu pekat kopiku sisakan bekas gincu murahan di bibir mug
Sekali waktu bibir hitammu hapus bekas gincu
Â
Di kali lain hanya satu bayang cangkir, dan pekat kopi tersesap bibir berganti-ganti, bahkan di mulut manis balita kita
Atau kembali satu bayang cangkir, dan rupa-rupa rasa untuk bibirku, pun bibir-bibir buah hati kita
Â
Hitam coklat dedat
Rasaku pepat, tak hendak padat
Â
Manis putih terpilih
Bisakah cinta, (selalu) akhir kita?
Â
Dan Arin, masih selalu aku yang racikkan kopimu..
*Selong 10 Januari
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H