Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Kopi

10 Januari 2016   20:43 Diperbarui: 11 Februari 2016   05:54 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: DokPri

 

Hitam pekat dedat
Inginku lirih, putih bersih

 

Hitam manis liris
Nyata amarah, menggelap arah

 

Cangkirmu cangkirku kerap berbayang sama
Meski racikan gula dan kopi tak selalu seidentik sesachet rasa instan

 

Sekali waktu pekat kopiku sisakan bekas gincu murahan di bibir mug
Sekali waktu bibir hitammu hapus bekas gincu

 

Di kali lain hanya satu bayang cangkir, dan pekat kopi tersesap bibir berganti-ganti, bahkan di mulut manis balita kita

Atau kembali satu bayang cangkir, dan rupa-rupa rasa untuk bibirku, pun bibir-bibir buah hati kita

 

Hitam coklat dedat
Rasaku pepat, tak hendak padat

 

Manis putih terpilih
Bisakah cinta, (selalu) akhir kita?

 

Dan Arin, masih selalu aku yang racikkan kopimu..

*Selong 10 Januari

 

#Arin2015: #1 | #2 | #3

#Arin2016: #2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun