Budaya positif di sekolah adalah kebiasaan baik yang dilakukan oleh warga sekolah seperti sikap, perilaku dan perbuatan baik lainnya. Pada eksplorasi konsep budaya positif terdapat elemen Keyakinan Kelas.
Biasanya dalam kelas terdapat peraturan - peraturan yang harus ditaati oleh murid dan isi pertarurannya biasanya berbentuk kalimat yang mengandung kalimat negatif seperti "Jangan buang sampah sembarangan". Pada materi budaya positif kita diajarkan untuk merubah kebiasaan penggunaan kalimat negatif pada peraturan kelas menjadi kalimat - kalimat negatif seperti "Kebersihan pangkal kesehatan", kalimat positif yang di gunakan dalam membuat peraturan tidak memaksa, mengancam atau melarang. sedangkan Keyakinan Kelas adalah kesepakatan yang dibuat bersama oleh Guru dan Murid tanpa paksaan untuk ditaati bersama yang bersifat umum.
Tahapan dalam membuat Keyakinan Kelas
1. Berdiskusi memunculkan peraturan - peraturan yang berlu ditaati oleh warga kelas, dalam kelas biasanya sudah ada peraturan kelas yang dibuat oleh murid, namun sebaiknya guru atau wali kelas ikut andil dalam diskusi pembuatan peraturan kelas. Guru atau wali kelas meminta semua anak dalam kelas untuk memberikan pendapat berupa kata/kalimat negatif atau positif.
2. Merubah peraturan - peraturan menjadi kalimat yang lebih positif, peraturan yang telah dibuat oleh warga kelas dirubah agar menjadi kalimat yang lebih positif agar peraturan yang dibuat dapat menjadi motivasi intrinsik warga kelas untuk menjalankan peraturan tersebut. Contoh peraturan biasanya "Murid harus bersikap sopan santun dan saling menghargai", kalimat ini menjadi negatif karena mengandung paksaan, sebaiknya dirubah menjadi lebih positif menjadi "Murid dalam kelas ini semuanya orang yang sopan santun dan saling menghargai".
3. Menyarikan peraturan - peraturan menjadi nilai - nilai kebajikan/keyakinan kelas, dari peraturan yang sudah ada guru atau wali kelas membimbing anak untuk memilah peraturan tersebut menjadi atau berisi nilai - nilai kebajikan. seperti peraturan "Murid dalam kelas ini semuanya orang yang sopan santun dan saling menghargai" menjadi keyakinan kelas " Saling menghargai ".
4. Berdiskusi mengenai gambaran perilaku yang mencerminkan keyakinan kelas.
5. Berdiskusi mengenai peran seluruh warga kelas, setelah keyakinan kelas terbentuk kegiatan diskusi ini akan menjelaskan bahwa seluruh warga kelas harus bekerjasama untuk melaksanakan keyakinan kelas yang dibuat bersama.
6. Meninjau ulang keyakinan kelas dari waktu ke waktu, tahapan ini dilakukan untuk mengevaluasi keyakinan kelas yang dibuat. agar efektif laksanakan peninjauan ulang ini setiap akhir semester.
Keyakinan kelas dibuat bersama untuk dilaksanakan bersama, jika ada murid yang melanggar maka guru atau wali kelas harus melakukan tindakan sesuai segitiga restitusi.