Mohon tunggu...
Kitri Yana
Kitri Yana Mohon Tunggu... Sales - Hanya Pekerja Swasta

seperti angin, berhembus tak tentu arah namun tetap membuat sejuk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menilik Motif Ambisi Prabowo Menjadi RI-1

31 Mei 2014   01:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:55 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebelumnya saya sampaikan ini bukanlah sebuah kampanye hitam. Hanya sekedar opini saja. Saya mencoba untuk menulis seobyektif mungkin. Saya akan mencoba menempatkan diri saya sebagai seseorang yang mungkin bernasib seperti Prabowo. Dengan mencoba masuk kedalam pikiranya, sebagai seseorang yang menurut sebagian orang dinegara ini adalah orang yang dibuang dan menanggung dosa besar.

Sebagai manusia pastinya kita tidak pernah mau menanggung dosa orang lain. Apalagi jika kesalahan itu terlihat secara dipaksakan kepada kita. Mungkin itulah yang dirasakan Prabowo semasa terjadinya reformasi atau penggulingan masa pemerintahan orde baru. Dipecat dari jabatannya, dan juga yang menurut sebagian orang diusir dari rumah mertuanya yang presiden terguling masa itu. Ntah apa rasanya jika menjadi seseorang dalam posisi seperti bapak Prabowo ini. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Hingga harus mengasingkan diri ke negeri orang.

Dalam perasinganya ke negeri orang dan membawa dosa yang ditimpakan kepadanya, sebagai seorang manusia jika saya yang mengalaminya pastinya saya akan merasa benci kepada negara yang telah memperlakukan saya seperti itu. Mungkin di pikiran beliau berbeda. Dia mempunyai keyakinan bahwa suatu saat dia akan kembali ke negara yang mencaapakanya. Dia akan membuktikan bahwa negara itu membutuhkanya. Walaupun pengabdianya sebagai militer harus berhenti dengan tidak sewajarnya masih ada jalan lain untuk itu.

Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan bergabung ke dalam partai politik, yang kemudian mendirikan partai politik sendiri. Bertahun- tahun mencitrakan dirinya dengan iklan di televisi bukanlah hal yang murah. Berapa duit yang telah dikeluarkan untuk menaikan citranya. Kelak jika dia terpilih sebagai pemimpin negeri ini dan menciptakan prestasi yang tak biasa mungkin rakyat akan melupakan masa lalunya. Atau bahkan mungkin akan mengungkap kebenaran yang terjadi di waktu dulu. Sehingga dosa-dosa yang selama ini ditimpakan padanya bisa dikembalikan kepada pemiliknya.

Ntah apa nanti hasil pemilihan presiden nanti saya harap beliau bisa menerima dengan lapang dada. Karena itu adalah pilihan rakyat Indonesia. Toh masih ada jalan lain selain menjadi presiden untuk membuktikan kecintaan anda kepada negara ini. Seorang pemenang adalah orang yang berani mengucapkan selamat atas kemenangan lawan anda.

Banyak cara untuk membuktikan kontribusi anda kepada negara ini. Anda bisa menjadi saksi kunci dalam penuntasan kasus yang selama ini menjadi beban bagi anda. Jika memang anda berbuat benar jangan takut untuk membuka lagi kasus tersebut. Ungkap semua apa yang terjadi walaupun anda pada akhirnya harus mati, rakyat pasti akan mengenang anda sebagai orang yang jujur dan berani.

Artikel ini tidak dimaksudkan untuk kampanye dan bermuatan politis hanya sekedar opini warga biasa. Junjung pilpres yang fair dan damai.

#salam segemblegedogod

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun