Stasiun Senen, Jakarta pusat. tahun 2000
“ketika ego itu menguasai,kebahagian yang ingin di gapai namun tak sampai hingga berujung penyesalan.membuat gadis kecil ini berontak akan keegoan orang tua yang tidak mengerti dan tak mau tahu.”
Jakarta adalah kota insomia,kota yang tak pernah tidur.yah mereka katakan itu benar.aku melihat sendiri seorang diri pukul 00.30 aku ada di Jakarta ibu kota Indonesia.
Namaku mona aku gadis kecil berusia 12 tahun yang baru saja tiba di Jakarta .aku datang seorang diri dari desa.aku kabur karena orang tuaku ingin menikahkan aku dengan pria dewasa yang lebih tua dari aku 15 tahun.
Aku tidak tahu ingin kemana ,sedangkan mata yang menakutkan itu selalu melihat bahkan menatapku geram.masih bimbang tak bertujuan aku tetap berjalan terus.padahal mata ini sudah sepet,aku ingin istirahat tapi dimana ya tuhan.(dalam hati).kebimbangan yang membawaku hingga ke kota yang sebagian orang bilang kota yang sangat keras.namun kenekatanku untuk melanjutkan sekolah melekat dalam hati.hingga aku berada disini di Jakarta.
Sesekali aku membalas tatapan yang menakutkan itu tapi tatapan itu lebih menakutkan .aku tertunduk dan tak bisa menahan kesedihan ini,hingga aku menangis dan air mata ini tak bisa ku bendung .sesekali aku usap air mata ini dengan kerudungku yang sudah lusuh dan dekil.
Kelelahan ini membuatku berhenti dan duduk diantara gembel atau anak jalanan atau apa yang tertidur nyenyak.aku meratap kesedihan betapa malangnya aku.hingga aku tak tersadar tertidur diantara gembel gembel stasiun senen.
*****
“Ketidak pedulian akan pengetahuan membuat mereka berpikir buntu ,hingga tak mengerti apa yang di butuhkan dan tidak tahu arti kebahagian yang sebenarnya.”
Desa sampiran,cirebon tahun 2000.”
Pagi yang mencengangkan ketika kabar “Mona gadis cantik yang baru lulus sekolah dasar itu kabur dari rumah”tersebar luas hingga ke seluruh desa.