Mohon tunggu...
Musisi Cerdas
Musisi Cerdas Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kelompok Musisi dan Penggiat Film yang ada di Bangka Belitung. Kontak Person : 0819.9526.5000 PIN BB 2685e38c

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Internet Justice of Brodcasting #Satumulai #AndroidOne

4 April 2015   00:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:34 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat dipulau bangka belitung bergantung hidup dari pertimahan, sekalipun ia pedagang kaki lima, kuliner, dunia hiburan, jasa pengacara dll saat ini mulai mengeluh karena ternyata pemerintah maupun pemerintah daerah tidak memiliki program yang kuat untuk menghadapi pasca pertimahan. Secara drastis para penambang timah rakyat, Penambang Besar, Pabrik Peleburan, Supir Truk Pengangkut, Supir Alat berat, Pengumpul Solar, para kolektor timah kehilangan penghasilan bahkan sekelas BUMN PT Timah TBk mengurangi produksi dan PT KOBATIN-Malaysia pun tutup. Lalu siapa Pembeli jika daya beli para pembeli dominan dipulau ini pun mulai lemah.

Sebuah keyakinan pun muncul, menghadapi pasca pertimahan adalah dengan menggerakan ekonomi kreatif musisi/band lokal di pulau ini melalui bidang seni pertelevisian dan industri musik. Peluangnya adalah dengan adanya siaran lokal bangka belitung yang wajib disediakan oleh TV-TV Berjaringan, dengan demikian terbukalah ruang seni pertunjukkan bagi para musisi lokal dipulau ini, mereka bisa unjuk karya seninya, memikat hati pemirsa, dan memasarkan produk seninya.

Tetapi, buku teori keadilan penyiaran UU No.32 Tahun 2002 yang menyebutkan frekuensi adalah milik publik rupanya hanyalah teori saja, praktiknya terlalu rumit untuk menarik apa yang menjadi kepentingan lokal tersebut, berbagai upaya nyata sudah dilakukan tetapi tetap saja tidak dapat diwujudkan, dan tak jelas kapan dan siapa yang akan menegakkan aturan ini.

Kami bersama banyak band indi, penggiat presenter di bangka belitung sudah berusaha memperjuangkan hal ini, tetapi sebut saja upaya kami gagal, namun kami yakin pemikiran tidak akan pernah mati, ia akan hidup terus dari generasi ke generasi.


Sungguh internet memberikan rasa keadilan akan penyiaran itu, meskipun dalam bentuk pancaran yang berbeda dengan televisi. Tetapi bagi masyarakat lokal, internet telah memberikan saluran bagi lokal untuk menunjukkan kreatifitasnya, kekayaan alamnya, para tokoh, berita, kejadian, karakter penduduk kepada siapa yang terhubung dengan benang-benang partikel frekuensi itu.

Good Will, Good Luck Bro n Sis..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun