Sejak awal 2023, di mulai perkenalanku dengan seorang motivator bernama Dr.Wijaya Kusumah, aku mulai merambah dunia tulis menulis yang memang telah menjadi hobby ku sejak masih di bangku MI.Â
Menulis buku harian, cerpen, puisi dan coretan-coretan lain yang dianggap oleh orang lain tidak terlalu penting, saat itu... selalu aku tulis. Beberapa buku kenangan manis, masih tertata rapi di lemari tua milik keluarga ku.
Ketika aku membuka dan membaca ulang, senyum dan air mata menjadi satu saat ku mengenang beberapa kejadian indah dan sedih dimasa lalu. Ketika seorang ayah tak mampu membiayai sekolah anaknya tersebab kemiskinannya, airmata ini mengalir deras membasahi pipi. Lelaki itu, ayahku. Kulitnya yang mulai keriput akibat sengatan matahari, menjadi penyemangat ku untuk bersaing dengan anak-anak seusiaku disaat itu.
Ibuku pun demikian... semangat yang tinggi dan luar biasa dalam mencari terobosan-terobosan dari himpitan ekonomi yang mencekik, menjadi sumber semangat ku yang luar biasa. Beliau tidak hanya sebagai seorang istri dari suami yang tak mampu memberi nafkah, tetapi beliau juga seorang teman dari laki-laki miskin yang menjadi pasangan hidupnya. Senyumnya selalu mengembang, tangannya selalu terbuka untuk siapapun yang butuh bantuannya, meski di rumah hanya ada airmata saat sang putri meminta uang jajan.Â
Tak pernah ada keluhan, tak pernah ada kata yang kasar, tak pernah ada senyum yang hambar. Perempuan ini, selalu menjadi penyemangat lelaki yang amat dicintai nya. Dialah ibuku. Ibu yang dulu pernah mengandung selana 9 bulan, bertaruh dengan kemiskinan di perempuan hebat yang kutemui dalam hidupku. Dia teladan dalam tiap langkahku. Dia kiblat pikiran ku.Â
Kedua insan yang darahnya mengalir dalam tubuh ku, adalah sumber inspirasiku. Jika aku merasa mulai lemah, aku pandang foto keduanya, lalu ku ucapkan : Tuhan aku mohon beri aku kekuatan, seperti engkau telah memberi kekuatan kepada ayah dan ibu saat itu. Bantu aku keluar dari kesulitan, seperti engkau telah membantunya saat mereka dalam kesengsaraan hidup. Mereka sumber inspirasiku, Meraka sumber semangat ku. Laa ilaaha illaa anta. Subhanaka innii Kuntu minadh dhalimin.
Beberapa hari terakhir di bulan September yang baru lewat, aku tak lagi ada gairah untuk menulis. Rasa ku gersang, asa ku melanglang tak terarah. Jika ada minat, mati sumber inspirasiku. Jika ada keinginan untuk memulai, pikiranku buntu. Inikah yang disebut oleh para ahli penyakit BW...? Mungkin...Â
Semangat untuk menggali ilmu-ilmu baru mengendor, jiwa gersang, dan pikiran kosong melompong. Apa yang harus aku lakukan selain refreshing...?Â
Semoga para pembaca, ada yang membantu.....
Sambi Bulu, 3 Oktober 2023
Musiroh MukiÂ