Pagi ini matahari seperti enggan muncul, angin sepoi membelai sekujur tubuh, ditambah sepinya hati se sepi jalanan desa pagi ini. Kucoba melangkahkan kaki menuju pematang sawah yang menghijau, terbentang luas melingkari desaku.
Sambi Bulu, sebuah desa yang asri, berpenduduk mayoritas pribumi, dan selalu care terhadap pendatang yang menjadi bagian dari mereka. Suasana keagamaan, selalu melekat di bagian kegiatan rutinnya. Rabu, khotmil Qur'an, Kamis, rutinan ibu-ibu muslimat. Jum'at siang, rutinan Fatayat.
Tak ada yang pengangguran, mayoritas kaum muda lulusan SMA menjadi buruh di pabrik kopi kapal api. Yang lain, kuliah. Para remaja kecil selain memiliki kegiatan rutin di sekolah, mereka pergi menimba ilmu Al-Qur'an di sore hari. Anak-anak selalu tampak riang dan bahagia.
Musholla Darussalam ini, selalu ramai jama'ah. Sebelum subuh mereka sudah datang bersama keluarga. Ada ibu-ibu tua, remaja dan anak-anak. Musholla Wakaf yang diperuntukkan masyarakat RT 05 & 06 di RW 01 ini, memang memiliki ciri khas yang unik. Kegiatannya selalu di ikuti oleh remaja tanggung belasan tahun dan remaja kecil yang rata-rata masih suka bermain.Â
Sambi Bulu adalah desa yang menyuguhkan banyak ketenangan bagi para penghuninya. Pola hidup yang sederhana, dan kekerabatan yang tinggi, memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Para pendatang baru, mayoritas adalah para pekerja yang selalu berangkat pagi dan pulang sore hari. Kebersamaan mereka dengan penduduk asli, dipertemukan di mushola ini.
Sambi Bulu, desa yang nyaman, yang menjanjikan ketenangan. Yang memberi kekayaan rohani dan jasmani.Â
Sambi Bulu, 17 Pebruari 2023
Musiroh Muki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI