Mohon tunggu...
Ade Miko Pramudhito
Ade Miko Pramudhito Mohon Tunggu... wiraswasta -

blogger musim durian yang pada doanya terpanjat senja tertawan dan rembulan tak lekas pulang. bisa ditemui di instagram @adepramudhito

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kesuksesan :Ilmu, Lucu, dan Anti Kuman

18 Desember 2014   23:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:01 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah pepatah yang cukup menggelitik “Jadilah orang berilmu atau jadilah orang lucu, jika tidak bisa menjadi keduanya lebih baik jadilah batu”. Pepatah ini bisa jadi benar adanya. Di era informatika ini, apapun profesinya semua orang dituntut memiliki personal brand yang kuat untuk meraih kesuksesan. Brand yang paling gampang melekat di benak orang ketika mendeskripsikan seseorang adalah intelektual dan humoris. Akan sangat mudah mengingat seseorang yang intelek dibanding yang biasa saja, begitupun dengan lucu akan sangat mudah diingat dibanding yang ‘dingin’.

Siapa yang tak kenal Handry Satriago, yang dengan segala keterbatasan karena penyakit yang beliau derita sejak umur 17 tahun hingga mengakibatkan kelumpuhan tetap mampu berprestasi dan mendapatkan kehormatan menjadi CEO General Electric Indonesia. kemauan belajar dan melawan nasib buruk menjadi kunci kesuksesan sesorang. Handry berujar “People love to work with someone who always willing to learn. Jadikan ini identity yang visible. Jangan Cuma bosses yang tahu, tapi semua”. Dinamika organisasi sudah berubah, sudah bukan waktunya lagi ‘cari muka’ untuk mendapatkan simpati. Tapi kemauan belajar.

Kemauan belajar tidak hanya berkaitan dengan self development tapi juga mendorong inovasi. Kreatif sudah tapi inovasi adalah harga mati untuk meraih kesuksesan. Dalam bukunya “Sharing”, Handry Satriago mengutip tulisan Inovator’s DNA di Harvard Business Review yaitu ada empat hal penting yang menjadi dasar inovasi : Questioning, Observing, Experimenting, and Networking.

Sayangnya keempat DNA inovasi itu bukanlah kultur kita, orang Indonesia. Questioning? Kita tidak banyak diarahkan untuk bersikap kritis sejak kecil. saya sendiri bukan anak yang rajin tunjuk jari untuk mempertanyakan teori yang diterangkan guru ketika duduk di bangku sekolah. Semua soal diselesaikan secara text book. Observing? Dengan satire, handry berujar bahwa kita lebih suka observe orangnya alias nge-gosip daripada meng-observe sebuah trend, gejala, fenomena pasar, dan sebagainya. Experimenting? Menurutnya kita lebih banyak berkeluh kesah dengan keluhan yang itu-itu saja seperti “aduh nggak ada dana” atau “aduh nggak sempet, nggak ada waktunya”. Dan Networking, kultur  berjejaring orang Indonesia sebenarnya sangat bagus. Di Indonesia, kita tidak bisa hidup tanpa ngumpul. Sayangnya berjejaring justru seringkali menjadi sumber masalah karena merasa sakit hati atau tak sepaham. hmm..well, kita tahu masalahnya mari kita perbaiki.


"People love to work with someone who always willing to learn"-Handry Satriago

Tentu masih ada ribuan nasehat dari Handry Satriago, melalui akun twitter-nya beliau sering membuat kultwit (kuliah twitter) dengan hashtag bertema pengembangan diri atau organisasional. Handry adalah contoh bagaimana intelektualitas membawa nasib seseorang menjadi lebih baik dan mengamini jargon ikonik motivator Andrie Wongso bahwa “Success is my right” apapun keadaanya dan. Dan jawaban pertama untuk kesuksesan adalah menjadi  percaya diri sebagai orang berilmu.

Baiklah, selesai dengan intelektual mari kita bahas yang lucu. Berbicara pribadi humoris, sosok yang ada di top of mind saya adalah Pandji Pragiwaksono. Ya, suami Gamila Arief kelahiran Singapura 19 Juni 1979 ini berandil besar membidani Stand Up Comedy di Indonesia. seperti kita ketahui, Stand Up Comedy kini merubah nasib banyak orang (yang lucu) menjadi lebih baik. Menjamurnya trend Stand Up Comedy hingga ke daerah-daerah menjadi ladang rezeki sendiri bagi para komika –sebutan untuk para pelawak tunggal-. Tentu bukan berarti tidak intelek, justru Pandji adalah sosok intelek yang mampu mengkonversi opininya secara jenaka sehingga mudah dipahami orang yang menyimak guyonan-nya. Isu-isu yang diangkat pun seputar isu sosial yang sebenarnya cukup berat dan bisa jadi bahan renungan siapa saja yang menyimak.

Seperti pada pepatah diawal tulisan ini, sifat humoris memang dekat dengan rezeki. Pribadi yang humoris cenderung disukai banyak orang. Dengan becanda pula kekakuan antar personal bisa jadi cair dan menghangat. Penulis buku “How i sold 1000cds in 30 days” ini sukses membangun brand yang baik melalui humor dan menyeret gerbong rezeki yang lebih panjang. Profesinya sebagai MC, penyiar radio, dan rapper ikut terdongkrak seiring sumbangsihnya bagi stand up comedy di Indonesia.

Pada suatu acara di televisi, dengan percaya diri Penggagas acara Provocative Proactive ini menceritakan perjalanan kariernya –tentu dengan jenaka- bahwa sejak kecil dia yakin sekali akan menjadi entertainer di layar kaca. Diawali menjadi penyiar radio dan MC, Pandji muncul menjadi artist nasional sukses yang patut jadi contoh bagi anak muda. Campaign-nya soal kesehatan dan kepedulian politik, melalui yayasan “C3friends” –yayasan peduli anak pengidap kanker- dan program ”Provocative Proactive” yang sempat jadi acara populer di stasiun tv membuka mata banyak anak muda untuk ikut andil menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. menurutnya hanya ada dua jenis anak muda di dunia : mereka yang menuntut perubahan dan mereka yang menciptakan perubahan.

Seperti Handry Satriago,  Pandji adalah role model yang dibutuhkan generasi muda Indonesia. Penulis buku “Nasional.is.me” yang baru saja menyelesaikan world tour stand up comedy "Mesakke Bangsaku" di empat benua ini mampu meraih kesuksesan dengan percaya diri sebagai sosok yang lucu.


"Hanya ada dua jenis anak muda di dunia : mereka yang menuntut perubahan dan mereka yang menciptakan perubahan."-Pandji Pragiwaksono.



[caption id="attachment_341878" align="aligncenter" width="300" caption="kiri-kanan : Handry Satriago, CEO General Electric Indonesia, Pandji Pragiwaksono stand up comedian Indonesia (dok. pribadi Ade Pramudhito)"][/caption]

Apa persamaan keduanya? Menurut penulis, selain inspiratif dan berdedikasi, keduanya selalu tampil rapi. Handry Satriago sering terlihat di media atau seminar yang kebetulan penulis hadiri mengenakan batik atau kemeja dibalut vest. Sedangkan Pandji sering terlihat semi-formal di layar kaca menggunakan t-shirt dipadu dengan jas dan celana jeans. Walaupun penulis meyakini pepatah “Don’t judge the book by it’s cover” bukan berarti kita bisa seenaknya tampil seadanya di hadapan publik. Tentu kurang etis tampil menggunakan kemeja lusuh ketika menemui calon investor atau tamu. Masalah yang lebih rumit muncul ketika musim hujan karena sinar matahari tidak intens sepanjang siang maka cucian pun lebih lama keringnya. Manajemen keranjang cucian perlu direkayasa dengan pola pemakaian baju yang lebih lama agar cucian tidak menumpuk. Nah ini dia..kemeja yang dipake kemarin bisa jadi terpaksa lusa dipake lagi demi hemat cucian. Tantanganya? adalah membuat kemeja tampak tetap rapi, wangi dan yang terpenting higienis. Untuk kendala yang satu ini ada Kispray 3in1 sebagai solusi.

[caption id="attachment_341880" align="aligncenter" width="300" caption="menyetrika jadi lebih mudah dengan kispray (dok. pribadi Ade Pramudhito)"]

14188928501015326462
14188928501015326462
[/caption]

Menyetrika menjadi mudah dengan Kispray 3in1 karena tidak hanya berfungsi sebagai pelicin tetapi juga pewangi dan pelembut. Kispray juga mengandung bahan aktif anti kuman yaitu Alkyl Dimetyl Benzyl Ammonium Chloride yang mampu mencegah bau tidak sedap pada pakaian akibat keringat atau belum kering sempurna karena cuaca di musim hujan. Tingkat percaya diri pun meningkat seiring hilangnya kuman penyebab bau apek. Kispray juga rajin memberikan informasi dan saran terkait gaya hidup melalui akun resminya di Facebook dan Twitter.

Jika kesuksesan banyak dikaitkan dengan rasa percaya diri, maka penulis menyimpulkan setidaknya ada tiga hal yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang : Ilmu, lucu, dan anti kuman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun