Mohon tunggu...
Yohanes Pandu Dwi
Yohanes Pandu Dwi Mohon Tunggu... Freelancer - Musisi

Musicology student

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sekolah Jurusan Musik? Mau Jadi Apa?

12 Oktober 2017   14:10 Diperbarui: 14 Oktober 2017   03:08 6008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak sekali anggapan di masyarakat bahwa sekolah di jurusan musik itu mau jadi apa? entah itu ditujukan ke lulusan  yang bersekolah di perguruan tinggi musik atau pun SMK.

Pertanyaan itu sering sekali di lontarkan kepada mahasiswa seni seperti saya. Pandangan orang, sarjana seni khususnya di bidang seni musik itu susah dapat kerja .mungkin hanya sebagai pengamen di cafe cafe dan paling tinggi hanya sebagai guru musik. Lulusan sarjana seni ini sering di anggap sebelah mata oleh masyarakat di luaran sana.mungkin anda pun termasuk  yang beranggapan seperti itu.

Saya pun sempat ditanya oleh orang "kenapa harus bersekolah di jurasan musik, kenapa tidak belajar sendiri saja ? kenapa tidak sekolah di akutansi sih ? Kalo pengen belajar musik kan bisa les , lihat saja suami saya yang bekerja di bank pun bisa berjualan lukisan buatannya". Saya pun menjawab dengan enteng saja "kalo semua yang cinta dan ingin mendalami musik jadi akuntan semua, yang nganggur tambah banyak bu" hahaha.

Sebenarnya banyak sekali mahasiswa jurusan musik yang sukses diluar sana, siapa yang tak tau Ony yang sering mengiringi di tv tv nasional dengan orchestra Ony and Friends nya dan juga seorang Singgih Sanjaya yang menurut saya ,beliau adalah komposer terbaik di indonesia saat ini , lihat saja karya karyana tidak pernah absen di setiap acara HUT RI yang selalu di bawakan oleh Orkestra Gita Bahana Nusantara.

Ada pandangan di masyarakat bahwa mahasiswa jurusan musik itu di didik sebagai artis padahal tidak melulu seperti itu. Lulusan musik itu sebenarnya banyak sekali pilihan pekerjaannya , contohnya sebagai penulis/kritik musik, komposer lagu, musik direktor , konduktor, guru dan masih banyak lagi, tinggal kemauan si manusianya itu sendiri.

Masalah utamanya adalah manusia di indonesia kebanyakan tidak menghargai musik tersebut, dimana harga jerih payah seorang musisi ataupun akademisi musik itu sangat rendah. Jika saya bertanya kepada anda , seberapa sering kah anda mendengarkan musik? Berapa lagu sih yang ada di Handphone anda? Apakah semua itu membeli yang asli atau hanya mendownload gratis di internet ? Disitulah yang menjadi kendala bagi lulusan musik , diamana kita harus mencari cara bagaimana cara mendidik masyarakat kita menjadi orang yang menghargai seni dan budaya.

Jadi pertanyaan masyarakat yang memandang sekolah di jurusan musik itu kurang menjamin itu tidak sepenuhnya benar, tergantung dari setiap individu manusianya. Walaupun anda bersekolah di perguruan tinggi yang terkenalpun bukan suatu jaminan. Yang di butuhkan adalah inovasi yang anda buat.

Apakah anda tidak butuh musik? Berarti anda sudah mati dan butuh sarjana musik untuk mengobati .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun