Mohon tunggu...
Mushokhifa
Mushokhifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Membaca, Bernyayi, Masak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya, Resiko dan Manfaat Pernikahan Dini

23 Mei 2023   21:47 Diperbarui: 23 Mei 2023   21:59 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI PERNIKAHAN DINI (KLIKTIMES.COM/fandy_Rec)

Saat ini banyak sekali fenomena meningkatnya kasus pernikahan dini yang berkaitan dengan budaya setempat. Dengan budaya perjodohan yang terjadi pada zaman dahulu kini masih berlanjut di berbagai daerah, angka pernikahan dini kini juga semakin meningkat. 

Di Madura bahkan masyarakatnya menganggap jika pernikahan pada usia muda (nikah ngodheh) adalah tradisi yang harus dijaga dan dilestarikan karena merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang, selain itu di Tanah Toraja, di mana masyarakatnya memiliki budaya yang mengharuskan anak perempuan yang sudah menstruasi dan laki-laki yang sudah bekerja untuk menikah karena dianggap sudah dewasa. Budaya pernikahan dini bukan saya di desa di kota juga ada.

Pernikahan usia dini sekalipun dilarang oleh Undang-Undang, tenyata masih banyak terjadi di masyarakat. Studi yang dilakukan United Nations Children’s Fund (UNICEF), fenomena kawin di usia dini (early marriage) masih sering dijumpai ada masyarakat di Timur Tengah dan Asia Selatan dan pada beberapa kelompok masyarakat di Sub Sahara Afrika (Landung, dkk., 2009).

Di dalam sebuah pernikahan tentu bukan hanya soal rasa melainkan kesiapan fisik, mental dari keduannya. Pernikahan dengan hidup Bahagia merupakan harapan semua orang maka dari itu pernikahan harus di siapkan secara matang dan serius. 

Kesiapan dalam pernikahan sangat di butuhkan baik dari segi kehidupan sosial, ekonomi, fisiologis maupun psikologi. Di dalam proses mengenal, memahami dan menerima ini tidak hanya melibatkan kedua pasangan saja. 

Tetapi hubungan ini akan melibatkan kedua keluarga besar calon pasangan. Tidak mudah untuk menerima karakteristik setiap orang yang berbeda-beda, kalau kita tidak mengenal dan memahaminya dengan baik.  

Resiko pernikahan dini 

Banyak nya pasangan yang kurang menyadari akan hal ini sehingga kasus pernikahan dini juga meningkat. Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga menunjukkan bahwa dari 2 juta perkawinan, sebanyak 34,5% termasuk dalam kategori pernikahan dini. 

Data pernikahan dini tertinggi berada di Jawa Timur, lebih tinggi dari angka rata-rata nasional yakni mencapai 39% (Sakdiyah & Ningsih, 2013). Resiko terhadap pernikahan dini; gangguan psikologis; komplikasi kehamilan; masalah ekonomi; kekerasan rumah tangga; perceraian(Rizki Pradana Tamin,2021)

Manfaat pernikahan dini 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun