Mohon tunggu...
Musario Mulyo Prayogo
Musario Mulyo Prayogo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Citra Berkat

Seorang anak SMA yang suka mengeksplorasi hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diabetes Penghancur yang Lebih Mengerikan daripada Bencana

30 Januari 2025   14:40 Diperbarui: 30 Januari 2025   14:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebanyakan produk yang kita konsumsi saat ini mendapatkan rasa manis dari gula buatan, karena rasa manisnya lebih mudah didapatkan dan harganya jauh lebih murah. Hal ini membuat produk minuman maupun makanan manis menjadi lebih mudah didapatkan. Rasa yang manis sendiri sebenarnya dapat diperoleh dari gula yang berasal dari tebu, nira atau buah buahan. Namun gula buatan lebih banyak digunakan karena lebih manis dan lebih murah. Padahal mengkonsumsi gula buatan berbahaya dan tidak sehat. Karena terlalu banyak mengkonsumsi gula buatan, banyak orang di Indonesia yang terkena diabetes. Masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di negara maju seperti Singapura. Menurut mountelizabeth.com.sg diperkirakan tahun 2030, 18,4% penduduk Singapura akan menderita diabetes. Oleh sebab itu mereka melakukan inovasi baru pada produk produk mereka berupa nutri-grade mark.

Di Indonesia sendiri terdapat 19,5 juta orang yang menderita penyakit diabetes di 2021, menurut International Diabetes Federation (IDF). Namun sampai sekarang ini masih banyak orang yang tidak peduli dengan penyakit diabetes. Bahkan pemerintah sendiri pun tidak memberikan inovasi seperti yang dilakukan seperti pemerintah Singapura dalam melawan diabetes. Tetapi untungnya beberapa supermarket mulai menyadari dan menerapkan inovasi Nutri-grade terhadap produk minuman mereka dengan warna warna yang mencolok, walaupun masih belum sempurna mereka telah berusaha untuk menekan jumlah penderita diabetes.

Banyak sekali bahaya penyakit diabetes. Penyakit diabetes dapat menyebabkan masalah mata (retinopati), kerusakan saraf pada kaki akibat peningkatan gula darah sehingga harus diamputasi, serangan jantung, ginjal dan bahkan stroke. Karena bahaya-bahaya inilah penyakit diabetes berhasil membunuh banyak orang setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2021 IDF mencatat bahwa 6,7 orang meninggal akibat diabetes di seluruh dunia.

Diabetes tidak hanya menyerang orang-orang  yang sudah lanjut usia atau orang orang yang dewasa, tetapi juga banyak menyerang anak muda. Hal ini dikarenakan banyak anak muda yang suka mengonsumsi minuman di cafe ataupun soda yang sudah terbukti mengandung banyak sekali gula. Anak anak muda sekarang lebih baik menghindari  minuman kemasan ataupun minuman cepat saji sangat berbahaya bagi tubuh. Mereka lebih baik mengecek komposisi pembuatan minuman terlebih  dahulu sebelum membeli minuman tersebut.

Setiap hari semakin banyak orang yang menderita penyakit diabetes dan banyak juga yang meninggal oleh karena penyakit itu. Maka dari itu kita harus semakin berjaga jaga dan memilah milah produk-produk yang kita konsumsi, terutama produk minuman. Kita harus menjaga gaya hidup kita untuk melawan diabetes, dengan cara menjaga pola makan dan mengurangi minuman manis yang mengandung banyak gula. Ayo kita peduli diabetes dan melawannya supaya kita dapat hidup sehat!

Sumber referensi:
Daniel, W.C.H. 2016. Tsunami Diabetes Yang Akan Datang: Cara Untuk Mengatasinya. Diakses: 29 Oktober 2024
https://www.mountelizabeth.com.sg/id/health-plus/article/the-coming-tsunami-of-diabetes-ways-to-avoid-it#:~:text=Meningkatnya%20prevalensi%20diabetes,ginjal%2C%20dan%20amputasi%20akan%20meningkat.
Mediakom. 2024. Saatnya Mengatur Si Manis. Diakses: 29 Oktober 2024 https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240110/5344736/saatnya-mengatur-si-manis/#:~:text=Menurut%20IDF%2C%20Indonesia%20menduduki%20peringkat,merupakan%20ibu%20dari%20segala%20penyakit.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun