Mohon tunggu...
Musanz Media
Musanz Media Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalisme Sahabat Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jurnalisme Sahabat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keren! Devie Rahmawati Jadi Pengamat Independen di Pemilu Negara Rusia

16 Maret 2024   11:28 Diperbarui: 16 Maret 2024   11:41 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rusia - Kazan National Research Tecnological University, Innopolis, Adymnar Polylingual Complex, IT Park, wanita asal Indonesia bernama Devie Rahmawati, akademisi Vokasi Universitas Indonesia, untuk pertama kalinya menjadi pengamat ahli independen di Pemilu Presiden Russia, selama 3 hari, 15-17 Maret 2024.

"Pemilihan Presiden Rusia ke delapan dalam sejarah pemilihan presiden modern di Rusia ini, diikuti 112.309.947 pemilih di dalam negeri, serta 1.890.863 pemilih di 144 negara," ujar Devie Rahmawati.

Bahkan peneliti dan pengajar tetap Vokasi Humas ini mengungkapkan, ada 4 catatan penting dari Pemilu Presiden Rusia kali ini ini yaitu aspek komunikasi, administrasi, teknis dan insentif. "Dari sisi komunikasi publik, para kandidat presiden tidak berkampanye secara masif di ruang publik yang dapat menyebabkan keindahan kota tertutup oleh sebaran baliho, spanduk maupun poster. Di Rusia, kandidat mengoptimalkan penggunaan saluran media TV, Radio, Surat Kabar, Digital untuk berkampanye," terangnya.


Devie yang pernah menetak di Bekasi, menambahkan, dari sisi administrasi, Rusia memiliki kandidat yang berasal dari dua track yaitu diusung oleh partai politik dan mencalonkan diri secara mandiri (independent). "Tahun 2024 ini terdapat 4 kandidat, dimana 3 orang diusung partai politik, 1 orang dari jalur independent. Awalnya terdapat 33 nominasi yang terdiri dari 9 orang diusung partai politik, 24 orang mengusung dirinya sendiri," ungkapnya.

Dari segi teknis ada beberapa perbedaan yang dapat menjadi lesson learned untuk Indonesia katanya  *pertama* dari 89 wilayah, 28 sudah memiliki sistem pemilihan elektronik (Remote Electronic Voting) di vybory.gov.ru dan mos.ru khusus di Moscow. Ada sekitar 38 juta pemilih yang berpartisipasi secara elektronik; *kedua* di dalam kertas suara mereka, tidak ada foto kandidat, hanya nama dengan CV ringkas kandidat, yang disajikan dalam dua bahasa Russia dan Bahasa Daerah masing-masing seperti di Kazan. Setiap surat suara memiliki tanda berupa cap dan juga nomor unik yang berbeda untuk setiap surat suara; *Ketiga* waktu pemilihan berlangsung dari pukul 08.00 - 20.00; *Keempat* hasil awal akan diberikan pada pukul 21.00 malam di hari akhir pemilihan, tanggal 17 Maret 2024. Hasil resmi baru akan diumumkan 10 hari setelah pemilu; *Kelima* Tidak ada tradisi exit poll ataupun quick count; *Keenam* mereka memiliki kotak suara bergerak (mobile), yang dibawa untuk menemui warga yang tidak dapat memilih karena berbagai alasan. kotak tersebut dikawal empat orang yaitu Polisi, Observer dan dua orang dari panitia penyelenggara pemilu;*Ketujuh* kotak suara berbentuk kotak transparan, dimana warga yang tidak ingin terlihat pilihannya, maka akan melipat kertas suara; *Kedelapan* tidak ada tinta setelah pemilih memberikan suara, karena pemilih tidak dapat memilih di tempat dimana dia tidak terdaftar. Pemilih cukup menunjukkan paspor mereka, sebagai bukti kependudukan. Bagi warga yang tidak ada di wilayah dimana dia seharusnya memilih di hari pemilihan, maka bila dia ingin memilih, harus melaporkan ke pihak berwenang, minimal 45 hari sebelum pelaksanaan pemilih. Karena tiga hari sebelum pemilihan, data pemilih sudah ditetapkan; *Kesembilan* Rusia membuka kesempatan siapapun menjadi observer, yang dapat dilakukan di tempat pemilihan ataupun di Public Surveillance Center, yang menyediakan 48 layar, yang secara terus menerus menampilkan situasi dari 2.768 tempat pemilihan.

Rahmawati, yang pada Pilpres 2004 menjadi tim UNDP di Media Center KPU Pusat Imam Bonjol memberi catat, perihal insentif yang diberikan negara kepada masyarakatnya yang sudah menggunakan hak pilihnya dengan transportasi gratis selama 3 hari pemilihan. "Fasilitas gratis untuk anak-anak di berbagai tempat permainan anak; diskon produk; festival dan konser gratis yang menghadirkan para selebritis," imbuhnya.

Terdapat perwakilan dari 50 negara di dunia, dimana Indonesia terdiri dari 8 orang yang berprofesi sebagai jurnalis, lima orang (Fauzan, Alvin, Gracia, Kartika, Yeyen), akademisi dua orang (Devie, Arlan) dan satu NGO (Fathan). Masing-masing bertugas di wilayah berbeda yaitu :
- Kazan, Republik Tatarstan
- Ufa, Republik Bashkortostan
- Volgograd, Volgogradskaya Oblast
- Krasnoyarsk, Krasnoyarsky Krai
- Simferopol, Republik Krimea
- Lugansk, Republik Rakyat Lugansk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun