Jakarta - Dalam waktu yang relatif singkat, 3 bulan, Taman Doa Our Lady of Akita PIK2 berhasil diselesaikan. Taman Doa ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga untuk mengenang peristiwa Ilahi Patung Bunda Maria meneteskan airmata hingga 101 yang terjadi di Akita, Jepang, sekaligus sebagai tempat untuk wisata rohani.Dalam kawasan ini, selain kapel dengan arsitektur kayu khas Jepang, juga terdapat The Garden of Lamb, yaitu 14 perhentian jalan salib dan patung Yesus Bangkit, serta The Garden of Mary yaitu danau cantik dengan patung Bunda Maria di tengahnya. Di sisi kiri kapel, terdapat patung Santo Yosef Tidur.
Umat yang berkunjung dapat menitipkan intensi doa pada lubang di bagian bawah patung, sebagaimana kerap kali dilakukan oleh Paus Fransiskus.
Sementara di bagian dalam kapel, terdapat 4 buah patung. Yakni, 2 buah patung kayu Bunda Maria dan Santo Yosef yang sama persis dengan aslinya di Jepang. Dipahat sendiri oleh daiku (ahli kayu) Ichiro Urano san, menggunakan kayu Katsura, material kayu yang juga digunakan di gereja Our Lady of Akita, Jepang.
Saat ini merupakan satu-satunya replika Patung Bunda Maria Akita meneteskan airmata di dunia. Selain kedua patung kayu tadi, juga terdapat 2 buah patung batu pengingat kepada Santo Peregrinus (Santo pelindung para penderita kanker dan penyakit yang sulit disembuhkan) serta Santo Antonius Padua (Santo pelindung barang-barang yang hilang. Beliau juga pemegang rekor kanonisasi tercepat, diumumkan sebagai santo hanya 352 hari setelah kematiannya).PIK2 dalam pembuatan Taman Doa Our Lady of Akita ini menggunakan material yang memiliki mutu dan kualitas tinggi. Desain yang dibuat oleh daiku (ahli kayu) dari Jepang, yakni Ichiro Urano san yang juga merupakan saksi mata peristiwa Ilahi patung Bunda Maria meneteskan air mata di Akita, Jepang dikerjakan secara apik oleh pengrajin-pengrajin lokal Indonesia di Jepara, Klaten, dan Muntilan. Secara total, nilai kawasan Taman Doa Our Lady of Akita mencapai kurang lebih Rp. 250 miliar.
Steven Kusumo, CEO PIK2 dalam sambutannya berkata, "Tidak mudah bagi umat secara umum untuk berkunjung atau berziarah ke Akita, Jepang. Waktu dan biaya yang dibutuhkan cukup besar. Sehingga dari beberapa kali diskusi, muncullah ide untuk membangun gereja yang serupa dengan yang di Jepang. Dan juga tentunya patung Bunda Maria dan Santo Yosef yang serupa dengan di Jepang. Tujuannya hanya satu. Memudahkan umat Katolik untuk beribadah. Terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dari awal hingga selesainya pembangunan Taman Doa ini."
Steven juga mohon doa dari seluruh umat, agar kedua saksi mata peristiwa Ilahi Bunda Maria meneteskan airmata di Akita dapat memenuhi undangan PIK2 untuk mengunjungi Taman Doa Our Lady of Akita PIK2, Indonesia yang dalam pembangunannya sarat dengan bantuan pikiran dan tenaga dari mereka berdua. Â
Dalam sambutannya, Evelina Setiawan selaku Corp. Marketing and Promotion Agung Sedayu Group, menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya bahwa satu lagi tempat ibadah telah selesai dibangun di PIK2. Tentunya ini bukan hanya merupakan pemenuhan komitmen developer kepada pada konsumen, namun sekaligus juga menjadi kado Natal terindah bagi umat Katolik.
"Nantinya persis di sebelah Taman Doa Our Lady of Akita PIK2 ini, direncanakan hawker center dan area perbelanjaan yang menyerupai Lau Pa Sat di Singapura. Sehingga umat yang datang dari berbagai pelosok negeri, juga dapat menikmati berbagai kuliner khas setelah selesai berziarah," terangnya.
Semoga kehadiran Taman Doa ini  memudahkan umat Katolik dari semua golongan baik dari Indonesia dan mancanegara, untuk berdoa dan berziarah, serta dapat membawa berkat bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H