Mohon tunggu...
Pendidikan

Kurangnya Kesadaran Religius Masyarakat Pinggiran

7 Mei 2014   19:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:45 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebenarnya hal yang saya angkat terhadap artikel saya kali ini merupakan sebuah realita yang sudah ada dalam kehidupan kita dan ada itu ada di kehidupan di sekitar kita masyarakat modern dan realita tersebut sangat di sayangkan karena realita ini sudah di anggap biasa adanya di sekitar lingkup lehidupan masyarakat yang mendiami lingkungan tersebut dan biasanya factor yang menyebabkan terjadinya realita ini antara lain adalah kemiskinan,kurangnya wawasan tentang pentingnya menjalankan kewajiban tersebut (ibadah) biarpun setiap orang memiliki perbedaan keyakinan yang mereka anut setiap individu namun yang sangat di sayangkan itu adalah ketaatan mereka dalam menjalankan ibadahnya itu kurang,kesalahannya adalah masyarakat sering menganggap remeh hal tersebut dan tidak begitu memperdulikannya tanpa saling mengingatkan satu sama lain padahal dengan kita beribadah kita dapat lebih mendekatkan diri kita kepada sang pencipta (tuhan) sekaligus ibadah juga memiliki manfaat atau menjadi sarana bagi kita untuk menenangkan pikiran dan mensucikan hati dari berbagai sifat negative yang terkadang muncul dalam diri manusia karena sifat dan karakter manusia cenderung sulit untuk di prediksi terkadang baik terkadang buruk dan fungsi ibadah sendiri adalah untuk mengekang sifat-sifat negative tersebut agar tidak muncul dan dapat merugikan orang lain ataupun diri sendiri.
Kita kembali lagi ke topic pembahasan kita dan mencoba untuk mengkaitkannya dengan pembahasan sebelumnya tentang kurangnya kesadaran masyarakat pinggiran akan pentingnya beribadah. Jika kita melihat dan mengamati lebih dalam lagi tentang masalah ini adalah sebagian penyebabnya yang kebanyakan terjadi adalah dari factor kurangnya wawasan akan pendidikan agama karena kurangnya wawasan tersebut membuat masyarakat pinggiran tersebut menjadi buta akan agama jadi mereka tidak mengetahui fungsi atau manfaat akan menjalankan keyakinan dan mereka hanya mengaggap hal tersebut sebagai suatu hal yang biasa dan lumrah meski di antara mereka ada beberapa masyarakat yang sadar akan agama tapi mereka tidak atau kurangnya memiliki rasa untuk mengingatkan antar sesama dan meskipun demikian dari kalangan para ulama pun masih kurang tindakan dari mereka untuk mengatasi dan menangani hal tersebut dan akibat dari realita ini di dalam kehidupan masyarakat itu sendiri menjadikan orang-orang di sana cenderung bersifat negative atau jahat dan tidak tau aturan, hal ini di sebabkan karena kurangnya penganganan akan hal tersebut.

Pemerintah hanya menganggap itu tidak ada kaitannya terhadap tingkat kesadaran religious padahal jika masyarakat tersebut mendapati wawasan akan pentingnya sebuah ibadah dan ajaran-ajarannya maka hal-hal seperti demikian atau kriminalitas insyallah tidak akan terjadi ya setidaknya dengan masyarakat beribadah mereka dapat menenangkan kejiwaan mereka dan menjadikan pribadi yang baik terhadap individu yang menjalankannya dan dengan tingkat kesadaran religious yang tinggi itu juga berakibat lambat launnya tindakan kriminalitas akan terjadi pengurangan meskipun untuk menyadarkan mereka akan hal yang benar itu memperlukan sebuah proses tapi ya kita harus menjalaninya karena ini demi terwujudnya ketentraman di kehidupan kita dan juga melaksanakan kewajiban kita sebagai seseoran manusia yang memiliki agam walaupun itu berbeda beda namun di setiap perbedaan itulah ada warna-warna corak budaya yang terbentuk dan akan selalu lestari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun