Saya tidak menolak kehadiran kecerdasan buatan untuk membantu kita menuangkan ide dalam menulis, toh menggunakan chat GPT pun adalah hak masing-masing warga negara, hanya saja saya tidak ingin para mahasiswa tidak mau berpikir sama sekali, menyuruh chat GPT yang mengambil alih semua pekerjaan rumah kita termasuk pekerjaan dasar 'berpikir'.
Saya tidak ingin anekdot 'kampus memang memberi kita ijazah begitu lulus, tapi bukan jaminan bahwa kita pernah berpikir' menjadi cerminan pendidikan tinggi kita hanya karena AI. Kampus adalah tempat bagaimana kita berpikir dan belajar bagaimana kita berpikir bukan menyuruh AI berpikir dan kita malah memilih berhenti berpikir sepenuhnya.
Akhirnya untuk menghapus jejak-jejak keraguan di benak saya, saya mengombinasikan tugas menulis tersebut dengan presentasi individu. Dengan presentasi, meski mereka menggunakan chat GPT dalam tugas menulisnya, mereka masih ada usaha untuk berpikir lalu memvisualisasikannya melalui kata-kata yang mereka rangkai sendiri di hadapan saya atau asisten mengajar saya. Mereka tahu betul terkait konteks apa yang sudah mereka tuangkan dalam tulisan.
Saya pun terkejut dengan bahasan dan topik dari mahasiswa yang beragam mulai dari film-film yang mengangkat isu HAM sampai isu-isu kontroversial tentang pelanggaran HAM yang terjadi akhir-akhir ini di sekitar kita. Mereka menulis berdasarkan apa yang sudah pernah mereka saksikan, baca, atau dengarkan. Hasilnya mereka cukup menguasai topik-topik itu ketika mereka menjelaskan di hadapan saya.
Pendidikan HAM pun adalah hak setiap warga negara supaya kita semua menyadari bahwa hak-hak itu tidak berdiri tunggal, hak-hak itu selalu berkaitan dengan hak-hak orang lain baik hak individu, sipil, sosial, ekonomi, maupun politik. Pendidikan HAM merupakan sebuah cara bagaimana segenap sivitas akademika melakukan upaya sedini mungkin untuk mencegah terjadinya pelanggaran HAM di kemudian hari. Bukankah sedari dulu kita selalu ditanamkan kata-kata sedia payung sebelum hujan, pun dengan pendidikan HAM, di mana kita perlu bersiap-siap entah nanti bakalan hujan atau tidak, setidaknya kita sudah melindungi diri kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI