Ketika naik kereta KAI Commuter, saya tidak perlu takut kesasar atau kebablasan stasiun. Petugas KAI Commuter sering berseliweran di gerbong dan kerap kali mengingatkan kepada penumpang akan tiba di stasiun mana dengan rute apa. Begitu pula dengan suara mbak-mbak atau mas-mas di pengeras suara, hal itu sangat membantu saya.
Ketika naik kereta KAI Commuter, saya tidak perlu takut kelaparan atau kehausan, sudah ada banyak minimarket dan mesin penjual otomatis di beberapa stasiun.
Tak hanya bagi saya, kenyamanan yang ditawarkan KAI Commuter ini berlaku juga untuk penyintas disabilitas, ibu hamil dan menyusui, anak-anak kecil, maupun para manula. Saya tidak melihat KAI Commuter menjerat masyarakat menengah ke bawah, saya justru melihat kemanusiaan yang adil dan beradab di dalamnya.
Dan yang terpenting lagi, saya tidak pernah dengar lagi ada penumpang KAI Commuter yang terjatuh dari atap atau tersengat listrik semenjak perubahan besar di tubuh KAI Commuter. Kini perubahan KAI Commuter tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Jabodetabek saja, KAI Commuter sudah mulai berekspansi di daerah-daerah luar Jabodetabek dan Jawa. Inilah wujud keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salam dari Anker (Anak Kereta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H