Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Alumni Hubungan Internasional yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perubahan Besar KAI Commuter yang Semakin Memanusiakan Manusia

4 September 2023   22:20 Diperbarui: 4 September 2023   22:27 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan membaca buku di gerbong kereta, sumber: dokumentasi pribadi

Saya mengalami masa transisi dari KRL Ekonomi ke KRL ber-AC. Waktu itu tiket masih manual, petugas kerap kali keliling mengecek satu per satu tiket penumpang. Gebrakan lainnya menyusul, di mana e-ticketing dan e-gate mulai diberlakukan secara bertahap. Gebrakan tersebut menjadi gerbang awal atas gebrakan-gebrakan lainnya.

Ketika awal-awal kebijakan e-ticketing dan e-gate diberlakukan, kondisi memang belum begitu kondusif. Antrean yang mengular membuat orang gampang tersulut emosi, praktik calo pun bermunculan. Saya bisa bertahan dengan masa-masa itu karena saya yakin kondisi tersebut hanya berlangsung sebentar. Waktu itu saya optimis, bakal ada perubahan besar terjadi di dunia perkeretaapian Indonesia.

Ternyata dugaan saya benar, praktik calo pun mulai menghilang. Masyarakat jauh lebih tertib dengan tidak menyerobot antrean, lebih disiplin dengan tidak berjualan di gerbong kereta, dan lebih bertanggung jawab dengan membayar tiket sesuai dengan kewajibannya.


Gebrakan Penambahan Rute-rute Baru

Beberapa bulan setelah kebijakan penghapusan KRL Ekonomi diberlakukan, saya tidak pernah lagi melihat ada penumpang yang nekat memanjat ke atap gerbong atau penumpang yang berjualan aneka macam barang dagangan.

Tak hanya berhenti sampai situ, PT KAI dan PT KAI Commuter terus berbenah dan membuat gebrakan baru lainnya. Salah satunya yang membekas di memori saya adalah penambahan rute-rute baru.

Dulu saya sempat menghayal, bagaimana jika rute KRL sampai ke Rangkasbitung? Sebagai pelancong, saya sering mengunjungi wisata budaya, salah satunya ke Kampung Badui. Sebelum rute Tanah Abang-Rangkasbitung dioperasikan, saya terbiasa naik kereta lokal yang menurut saya jauh lebih nyaman naik KRL AC.

Akhirnya, per 1 April 2017, PT KAI Commuter mewujudkan khayalan saya. Betapa gembiranya saya waktu itu. Di susul kemudian, pada 8 Oktober 2017, rute KRL Bekasi-Cikarang mulai dioperasikan.

Banyak rute-rute baru bermunculan. Tak sebatas satu moda transportasi saja, pemerintah juga menambahkan moda-moda transportasi umum baru lainnya untuk rute-rute yang tidak dilalui KRL.  Ada MRT, LRT, sampai kereta bandara.


Gebrakan yang Memanusiakan Manusia

Jika dulu masyarakat berpikir KRL AC menjerat kaum menengah ke bawah. Saat ini mungkin masyarakat berpikir justru KRL semakin memanusiakan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun