Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Geliat Pariwisata Berkelanjutan "Hidden Paradise" Likupang dalam Momentum Presidensi Indonesia G-20

23 Februari 2022   23:58 Diperbarui: 24 Februari 2022   00:01 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lanskap alam 'hidden paradise' Likupang Sulawesi Utara. Sumber: Kemenparekraf

Setelah berpuas diri dengan alam, saatnya menikmati kuliner khas North Sulawesi, seperti lalampa, cakalang fufu, pisang goroho goreng sambal loa, binta biluhuta, dan beberapa hidangan lainnya yang identik dengan makanan laut pastinya. Tapi tenang, mayoritas hidangan di Likupang tidak begitu berbau amis karena beberapa hidangan dicampur jeruk nipis dalam proses pembuatannya. 

Tak puas dengan wisata di atas? Tenang, di Likupang, atraksi wisata sangat lengkap termasuk wisata sejarah. Adalah Waruga, kuburan batu kuno yang menjadi saksi bisu perjalanan warga Likupang menuju alam keabadian. Waruga terletak di Desa Kokole. Yang menjadi daya tarik tersendiri adalah kuburan tersebut bukan sebuah undukan tanah melainkan batu yang terdiri dari badan dan penutup. Dalam satu kuburan Waruga, terdapat beberapa jasad yang disemayamkan dan semuanya menghadap ke utara. Namun saat ini jasad di dalamnya telah dipindahkan ke museum untuk penelitian.

Kuburan Batu Kuno Waruga di Likupang Sulawesi Utara. Sumber: Kompas
Kuburan Batu Kuno Waruga di Likupang Sulawesi Utara. Sumber: Kompas

Sebelum meninggalkan bumi Likupang, tak lengkap jika belum membeli batik atau kain tenun khas Minahasa. Beberapa kerjinan tangan juga tersedia seperti gelang dari sabut kelapa, gantungan kunci dll. Terdapat banyak pilihan cendera mata, tinggal sesuaikan dengan budget dan kebutuhan. 

Nah lantas bagaimana Likupang menjadi tren wisata berkelanjutan adalah dengan memanfaatkan potensi yang ada tersebut dengan melibatkan para stakeholder mulai dari kelompok LSM, kelompok sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis dan pihak-pihak lain. Tentu saja edukasi adalah bagian terpenting di sini supaya DSP Likupang dan tren wisata di Indonesia aja mampu memperhatikan aspek berkelanjutan mulai dari sosial, budaya, ekonomi, dan tentu saja lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun