Jumlah korban ketegangan Israel-Palestina terus bertambah. Berdasarkan rilis dari Antara News, korban meninggal dunia dari pihak Palestina mencapai 181 jiwa, di dalamnya ada 52 anak-anak dan 31 wanita.
Kenapa banyak sekali korban anak kecil yang notabenenya tidak tahu apa-apa tentang konflik? Apakah Israel memang sengaja menumpaskan generasi masa depan Palestina biar urusan Israel lancar jaya ke depannya?
Dunia pasti mengecam Israel karena anak-anak punya hak untuk hidup lebih lama. Entah bagaimana perasaan orang tua mereka, melihat anaknya yang masih belia harus terenggut begitu saja oleh senjata.
Setelah saya mencoba mengulik dari berbagai sumber, ternyata korban anak-anak dari konflik Palestina-Israel termasuk lumayan banyak dari tahun ke tahun apalagi begitu ketengangan terjadi.
Ada beberapa kemungkinan, kenapa roket Israel menyasar korban anak-anak, bukan orang dewasa (pihak Hamas) yang bertanggung jawab jika memang menyulut ketegangan duluan.
Pertama, human shield strategy atau manusia dijadikan tameng oleh Hamas. Pendapat ini diutarakan oleh Dexter Van Zile dalam artikelnya "World Vision: Strategies for Fund-Raising and Support for Hamas."
Zile menjelaskan, Israel selalu memberikan peringatan melalui selebaran dan teks di ponsel kepada rakyat Palestina untuk menjauhi gedung-gedung yang akan diserang tentara Israel (IDF). Namun Hamas justru menyuruh warga sipil berlindung di dalam gedung yang akan diserang IDF.
Hamas dikatakan sebagai kelompok yang menjadikan anak-anak sebagai tameng orang dewasa. Cerita tentang anak-anak Palestina yang dibunuh oleh misil IDF kemudian dijadikan konten untuk mendapatkan bantuan internasional.
Zile juga mengungkapkan, Hamas lari atau bersembunyi di tempat yang mana ada pula anak-anak bersembunyi dari serangan. Akibatnya anak-anak tidak berdosa turut jadi korban.
Pendapat Zile ditolak mentah-mentah oleh seorang jurnalis independen, Charlotte Silver. Alasan warga masih bertahan di gedung bukan karena seruan Hamas agar bertahan di gedung yang dimaksud, melainkan peringatan dari IDF yang bersifat mendadak di tengah serangan. Para korban tidak sempat untuk menyelamatkan nyawa mereka begitu serangan mendadak datang secara tiba-tiba.