Burung-burung Gyps Rueppellii* menari-nari di angkasa biru Â
Mereka mendadak terpaku
Bukankah mereka yang terbang paling tinggi
Menembus awan melewati pelangi
Deru besi terbang menyapanya dengan suara mesin, penuh kesombongan diri
Kawanan burung Falkon Peregrine** melaju di atas pegunungan hijau
Mereka melawan angin dan menghalau
Sekonyong-konyong terperanjat dalam bisu
Menyaksikan besi terbang mendahului
Sayapnya sangat besar, lalu mereka terlampaui
"Ia sangat gagah! Ia sangat kuat! Siapakah besi terbang itu?"
Seumur-umur, ini kali pertama  Falkon Peregrine melongo tanpa berkedip
Sampai lupa harus mencari makan untuk anak-anak tercinta yang menunggu di bawah lampu kelap-kelip
Burung Kolibri*** membuat atraksi di dedaunan selepas hujan
Ia menengadah ke atas, melihat besi terbang berputar-putar tanpa kecapaian
Membentuk formasi indah dari awan
Bukankah selama ini dirinya yang paling menawan di udara
Besi terbang itu mengalahkannya seolah-olah tertawa ria
Apa daya, manusia membuat besi terbang yang mengudara di langit
Burung-burung tak kuasa untuk bersaing sengit
Siapa bisa melawan besi terbang yang ukurannya melebihi burung terbesar sekalipun
Burung-burung hanya bisa menyampaikan salam anggun
Melupakan rasa irinya yang dulu tiada ampun
Kini mereka sudah berdamai santun
Toh, besi terbang tidak makan dan minum
Tiada mencuri ikan, ulat, dan daging umum
Ia hanya membawa penumpang untuk sampai sampai tujuan membawa senyum
Kini mereka berbalik berkawan
Mereka berdoa sepanjang melihat besi terbang di awan
"Semoga keselamatan setia menyertai!"
Meski besi terbang hanya berucap tanpa bisa diterjemahkan dengan bahasa burung
Kawanan burung semakin maklum
NB:
* Burung yang bisa terbang sampai ketinggian 37 ribu kaki
** Burung yang mampu terbang dengan kecepatan 320 km per jam
*** Burung yang terbang secara akrobatik dan indah ketika mencari makan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H