Pernahkah kalian lihat emak-emak menyalakan lampu sein kanan tapi beloknya kiri? Atau emak-emak bandel yang tidak memakai helm ke kondangan karena takut rambutnya berantakan?
Emak-emak ini memang seringkali dibicarakan dan dijadikan meme juga dijadikan teladan. Kasih sayang emak kerap kali disejajarkan dengan sisi ganasnya itu.
Seperti dalam film pendek Tilik, di mana si emak-emak  yang doyan gibah dan pamer tapi di sisi yang lain emak-emak ini sangat peduli kepada sesamanya karena menjenguk Bu Lurah di rumah sakit bersama-sama.
Yah, barangkali prinsip emak-semak selalu benar ada benarnya juga. Tapi bagaimana dengan emak-emak beken satu ini.
Siapa lagi kalau bukan Puan Maharani. Ketua DPR perempuan pertama di Indonesia ini adalah anak presiden perempuan pertama di Indonesia, Megawati Soekarno Putri.Â
Sama-sama mendapat julukan yang pertama di Indonesia karena sama-sama mendapat privilege atas nama ayah atau kakeknya sebagai presiden pertama di Indonesia.
Di mana-mana, anak presiden pasti mendapat hak istimewa, anak mantan menteri saja punya seabrek kemudahan apalagi anak presiden. Tapi bukan privilege yang dipertanyakan netizen akhir-akhir ini melainkan pernyataan si Puan ini.
Pada sebuah rapat virtual saat mengumumkan bakal calon yang diusung PDIP dalam Pilkada Sumbar, Puan menyatakan harapan kepada Sumbar agar menjadi provinsi yang mendukung Pancasila.
Kalau harapannya demikian, berarti selama ini Sumbar tidak mendukung Pancasila, dong? Bukankah Sumbar itu sangat luas, dengan menyebut atau mengeneralisasi kata Sumbar berarti seluruh kota dan kabupaten terselip di dalamnya.
Tak disangka pernyataan itu terlanjur viral dan terus digoreng sampai sekarang. Karena masih hangat isunya, banyak lawan politik yang ikut-ikutan main.