Jelajah virtual di google maps merupakan salah satu aktivitas saya yang belum bisa menjelajah ke luar negeri apalagi di musim pandemi ini. Padahal saya sudah mendapatkan kartu hijau untuk ke luar negeri setelah penelitian saya bersama teman dibiayai kampus untuk konferensi internasional.
Apa boleh buat, konferensinya diganti dengan virtual, tak jauh berbeda dengan saat saya menjelajah virtual di google maps. Jejajah virtual di google maps ini biasa saya lakukan untuk mengurangi kebosanan selama study from home. Selain itu, ada pula doa terselip supaya suatu saat nanti bisa mengunjungi apa yang saya lihat secara virtual.
Saat menjelajah virtual lewat google maps ini, saya menemukan hal tak terduga di Pulau Christmas Australia. Ada warung-warung Indonesia eksis di sebuah pulau terpencil dan terluar di Australia itu.Â
Pulau Christmas merupakan pulau incaran para pencari suaka dari negara-negara konflik. Mereka rela terombang-ambing di lautan lepas mempertaruhkan nyawa untuk mengubah nasib. Biasanya mereka ditangkap di Indonesia sebelum akhirnya tiba di Pulau Christmas.
Tapi apakah orang Indonesia juga mencari suaka di Pulau Christmas? Lalu membuka warung-warung di sekitar pulau. Biasanya orang Indonesia yang merantau ke negeri orang memang membuka warung Indonesia.
Selain untuk menyambung hidup, membuka warung khas Indonesia di luar juga sebagai suatu upaya mengenalkan wajah kuliner nusantara.
Tapi benarkah ada warung-warung Indonesia di Pulau Christmas? Kalau yang saya lihat, ada warung Padang, pecel lele, bebek goreng Indonesia, angkringan dan masih banyak lagi. Wah kalau sebanyak ini, kok tidak ada satupun yang masuk layar kaca?
Usut punya usut, ternyata warung-warung Indonesia di Pulau Christmas ini hanya fiktif belaka. Apa buktinya?
Pertama, ketika diperbesar foto warung di Pulau Christmas tidak menunjukkan tanda-tanda ada di Australia. Foto yang disajikan pengunduh hanya sebuah piring dengan makanan.
Kalau itu asli, kenapa tidak ada foto depan resto, bangunan, dan foto pengunjung yang harusnya didominasi oleh bule. Semua semakin jelas ketika tidak ada bangunan berdiri di salah satu warung asal Indonesia, hanya sebuah nama saja.