Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hagia Sophia: dari Gereja-Masjid-Museum, Kini Jadi Masjid, Berikutnya Apa?

11 Juli 2020   13:10 Diperbarui: 11 Juli 2020   13:06 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemegahan Hagia Sophia, sumber: kompas.com melalui shutterstock

Hagia Sophia adalah bangunan kuno peninggalan Kekaisaran Bizantium. Bizantium merupakan kekaisaran kuat yang sulit dikalahkan namun akhirnya anggapan itu berhasil dipatahkan setelah Kesultanan Ottoman atau Turki Utsmani berhasil memukul mundur pasukan Bizantium di Istanbul. Lalu bagaimana dengan Hagia Sophia?

Pada mulanya bangunan tersebut adalah tempat ibadah bagi pemeluk agama Nasrani di zaman Bizantium namun fungsinya diubah oleh sang penakluk dari Turki Utsmani, Muhammad Fatih. Turki Utsmani dengan ciri khas pemerintahan ala Islam tersebut mulai mengaburkan ikon Nasrani di dalam bangunan yang menjadi daya tarik wisatawan dari seluruh dunia itu.

Dulu, mungkin banyak yang memprotes kebijakan Fatih tapi apa daya, pengikut Bizantium mau tak mau harus tunduk pada pemerintah baru mereka di Istanbul.

Hagia Sophia bagai kota Yerusalem yang dimiliki oleh dua agama besar di dunia, Islam dan Kristen. Hagia Sophia pun rentan akan konflik perpecahan antar umat beragama. Untuk menyiasati hal tersebut Mustafa Kemal Attaturk mengubahnya dari masjid menjadi museum.

Tak hanya itu alasan kelompok sekuler Attaturk mengubah Hagia Sophia menjadi museum. Di sisi lain, Attaturk juga ingin menghapus simbol-simbol keagamaan yang katanya menghambat kemajuan sebuah bangsa. Kelompok Attaturk atau Turki Muda merupakan pendiri negara Turki modern seperti sekarang ini.

Sebagai founding father Turki modern, beliau banyak disegani namun juga sering dibenci terutama bagi kelompok agamis. Tidak seperti founding father di negara kita di mana mayoritas warga setuju akan asas Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika bahkan kelompok agamis juga setuju. Kelompok agamis ini menerima landasan syariat Islam digantikan dengan Ketuhanan yang Maha Esa.

Berbeda dengan Turki modern, sisa-sisa pengikut setia Turki Utsmani terus ada dalam setiap pembangunan Turki. Mereka menyuarakan paham sekuler yang katanya sangat pro terhadap Barat dan mulai menghapuskan budaya Islami yang diwariskan pendahulu.

Puncaknya ketika partai AKP yang dipimpin Erdogan mengalami kejayaan. Erdogan ini sangat dekat dengan jaringan Muslim Brotherhood atau Ikhwanul Muslimin Mesir maka tak heran jika salah satu cita-citanya adalah ingin mengIslamkan beberapa aspek di negara Turki modern.

Erdogan memanfaatkan suara Muslim Turki untuk mengubah wajah Turki sekuler menjadi lebih Islami sebagaimana dulu Turki Utsmani pernah Berjaya di masanya. Salah satu caranya adalah dengan mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

Seperti yang dilansir oleh beberapa media bahwa Erdogan menyatakan bahwa Hagia Sophia adalah masjid pada Jumat (10/7) di Istanbul di mana pada 24 Juli nanti akan diadakan salat Jumat pertama kali di sana untuk meresmikan Hagia Sophia sebagai masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun