Dua partai besar di Indonesia itu mempercayakan Imam Brotoseno, kenapa? Mungkin saja si Imam ini pandai dalam membalut branding tokoh melalui film produksi keahliannya. Bukankah saat Pilpres maupun Pilkada, yang dicari adalah muka dan cerita di depan TV atau media. Semakin bagus maka akan semakin orang tertarik untuk mencoblos atau memilihnya.
Jika melihat media sosial Iman Brotoseno, ia juga kerap kali mendukung rezim sampai saat ini. Ia terus membela junjungannya meski sudah tidak menjadi konslutannya lagi. Entah karena ngefans atau ada udang di balik istana.
Maka jangan heran, ketika Iman Brotoseno dilantik, bermunculan anggapan miring seperti bagi-bagi kue kekuasaan yang cukup terlambat dari rezim.
Dan pertanyaannya kini adalah, akankah Iman Brotoseno bersikap netral? Apalagi seperti kita ketahui bersama, oposisi sudah tenggelam saat ini sehingga yang mengritisi kinerja pemerintah semakin sedikit, mungkin hanya masyarakat biasa yang bisa mengritik.
Tapi namanya TV nasional tentu harus netral dong, tidak membela atau tidak mencela. Hanya saja jangan sampai TV dijadikan ajang kampanye, pencitraan atau terus-terusan memberitakan kehebatan rezim karena pastinya ada celah yang perlu dibenahi bukan ditutup-tutupi bersama.
Kalau ada kesalahan yang ditutupi, bagaimana rakyat bisa tahu mana yang perlu diperbaiki bersama?
Saya sih optimis saja, terpilihnya Iman Brotoseno mungkin mengandung banyak kontroversi namun apakah sekelas TV milik publik tidak menjalankan uji kepatutan dan kelayakan yang diinginkan rakyat?
Pastinya Imam ini sudah melewati proses panjang dan sulit itu, semoga saja tidak ada kongkalikong di dalamnya. Dan tentu saja, semoga TVRI bisa menjadi kebanggaan milik bersama bukan kebanggaan milik rezim semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H