Banyak masyarakat kecewa atas pemecatan Helmy Yahya sebagai Dirut TVRI beberapa bulan lalu. Padahal TVRI di masa Helmy Yahya mengalami kemajuan luar biasa dan kenaikan rating yang membanggakan karena beberapa tontonannya yang lebih kekinian, tidak jadul dan kuno.
Tapi apa boleh buat, Helmy Yahya pun mengajukan gugatannya ke PTUN karena Helmy merasa bahwa terdapat kejanggalan terkait pencopotan dirinya dari TV berplat merah itu. Kini setelah proses panjang, tau-tau Dewas melakukan seleksi Dirut baru dan mengabaikan gugatan Helmy Yahya.
Setelah melalui proses seleksi yang entah transparan, ketat, profesional atau tidak, sejak Februari 2020 lalu akhirnya terpilihlah Imam Brotoseno sebagai Dirut LPP TVRI Pengganti Antar Waktu periode 2020-2022 yang berhasil mengalahkan 30 kandidat lainnya.
Iman Brotoseno pun dilantik pada Rabu (27/5) lalu. Imam dilantik di Gedung Penunjang Operasional TVRI Senayan tanpa kedatangan Helmy Yahya. Profil Imam Brotoseno mendadak menjadi yang paling banyak dicari. Tentu saja, masyarakat juga ingin tahu apakah Imam Brotoseno mampu lebih baik dari kepemimpinan Helmy Yahya atau sebaliknya.
Apalagi TVRI ini adalah TV yang seringkali mati suri karena suntikan dana yang minim dan tidak adanya iklan sponsor di setiap tayangannya. Yah, mungkin karena itulah tayangan TVRI kadang membosankan. TV yang mendidik tidak harus membosankan dan monoton, yah!
Lalu siapakah Imam Brotoseno itu?
Kalau mengulik di berbagai situs, Iman Brotoseno ternyata seorang sutradara baik film, iklan maupun dokumenter. Pendidikan sarjananya diselesaikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia lalu banting stir di jurusan film production di London.
Beberapa jabatan penting pernah diembannya, mulai dari Ketua Asosiasi Pekerja Film Iklan Indonesia, ketua ASEAN Blogger Community, sampai Chairman Pesta Blogger.
Namun bukan itu yang menjadi sorotannya saat ini, melainkan kiprahnya di dunia perpolitikan.
Meski tidak bergabung dengan Parpol manapun, diketahui Iman Brotoseno ini adalah pendukung ulung Jokowi pada Pilpres tahun lalu. Tak hanya itu, Imam merupakan konsultan komunikasi politik PDI P sejak 2014 silam dan juga konsultan Golkar.