Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Membedah Isi Ceramah Habib Bahar bin Smith, Benarkah Melanggar Konstitusi?

20 Mei 2020   13:32 Diperbarui: 20 Mei 2020   13:31 7598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arak-arakan pengikut Habib Bahar setelah dibebaskan, sumber: suara.com

Waktu ngekos dulu di Tangsel, saya pernah bertetangga dengan kawan maniak habib (keturunan Nabi Muhammad). Ia tak pernah absen mengunjungi rumah-rumah habib setiap minggunya. Memang, setiap hari ia berpakaian biasa namun ketika mau ke rumah habib, bajunya mendadak berubah menjadi jubah panjang putih, kontras dengan kesehariannya yang hanya memakai kaos oblong.

Tapi bukan itu yang membuat saya tidak sependapat, tapi kekolotannya. Ia menganggap semua habib dijaga oleh Allah, maka harus selalu dicintai dan dibela meski salah. Ia berpedoman bahwa jika ingin mencintai Nabi Muhammad maka harus pula mencintai keturunannya.

Lantas saya angkat bicara mengenai habib-habib yang berkeliaran di waktu salat Maghrib lalu meminta-minta ke rumah warga di daerah paman saya di Citereup Bogor. Bukan sekali dua kali tapi hampir tiap hari. Setiap kali saya main ke sana, pasti ada habib-habib tadi.

Teman saya sekaligus tetangga kos saya tidak mau menyalahkan habib tadi, ia tetap beropini bahwa habib harus dihormati, begitu sarannya kepada saya yang kurang setuju.

Waktu berlalu sampai saya tidak menetap di kosan itu lagi, kini temanku sangat vokal dalam membela habib, mulai dari Habib Bahar sampai Habib Rizieq Shihab. Foto-foto di media sosialnya seringkali menampilkan wajah-wajah habib. Dalam Kasus Habib Bahar pun dia tetap mendukungnya.

Menurutnya, Habib Bahar sama sekali tidak salah. Habib Bahar hanya mengkritik kebijakan pemerintah yang terkesan lamban dan tidak pro rakyat di masa pandemi seperti saat ini. Teman saya menduga bahwa Habib Bahar lagi-lagi dijebak oleh rezim yang berkuasa.

Baca juga: Prabowo Mendadak Lupa Siapa Habib Bahar Itu

Lalu apakah bijak dukungan teman saya terhadap Habib Bahar, dan apakah benar ceramah Habib Bahar melanggar konstitusi sebagaimana yang diberitakan? Mari membedahnya bersama dengan kepala terbuka!

Pertama, dimulai dari kalimat pembukaan yang mengebu-gebu:

"Sudah sering saya katakan saudara-saudara, para pahlawan-pahlawan, beliau-beliau mengorbankan jiwa, nyawa, darah, harta, keringat, demi NKRI. Demi kemerdekaan itu pahlawan."

Dalam kalimat awal belum ada indikasi melanggar karena Habib Bahar menyerukan bahwa banyak pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan NKRI dari belenggu penjajah sampai mengorbankan segalanya. Semua itu demi kita, okelah, memang begitu faktanya. Bagaimana dengan kalimat berikutnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun