Iklan kejutan dan diskon gila-gilaan Tokopedia sampai 99 persen selalu muncul di layar TV kita. Hampir setiap sesi iklan pasti ada iklan dengan lagu-lagu khasnya itu. Siapa yang mau ketinggalan diskon, gratis ongkir pula. Yah meski cepat habis barang yang didiskon besar-besaran itu.
Namun tak lama ini muncul berita bahwa data pengguna Tokopedia bocor. Tak tanggung-tanggung 15 juta data telah diketahui oleh seorang hacker yang belum diketahui wujudnya itu.
Data pengguna itu pun bisa jadi digunakan untuk hal yang tidak-tidak seperti dijual di darkweeb atau data pengguna bisa pula disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Data pengguna adalah urusan privasi sehingga bila terjadi kebocoran, harus ada langkah konkret dari Tokopedia agar tidak sampai terjadi jual beli data di pasar gelap atau tindakan yang tidak mengenakan lainnya.
Kabar bocornya data pengguna sebenarnya sudah lama sekitar bulan Maret silam namun mendadak muncul di permukaan setelah sebuah akun @underthebreach berkicau tentang berhasilnya seorang hacker membobol keamanan milik Tokopedia. Lalu viral di jagad sosial.
Di saat pandemi seperti sekarang ini, pasti E-Commerce macam Tokopedia sedang banyak digandrungi pelanggan. Ditambah sedang suasana Ramadan di mana banyak orang pasti membutuhkan banyak keperluan hidup baik sandang, pangan atau hiburan.
Srategi menggaet pelanggan pun digunakan oleh banyak E-Commerce. Jika 4 Mei adalah waktunya kejar-kejaran diskon Tokopedia lalu di hari berikutnya ada Shopee dan disusul yang lainnya. Sayangnya waktu 4 Mei ini berpapasan dengan kabar kurang menggenakkan beberapa hari silam.
Lantas muncul pertanyaan, amankah berburu diskon di saat data pelanggan diduga bocor?
Pihak Tokopedia pun buka suara, menurut Nuraini Razak, VP of Corporate Communications, pelanggan diminta untuk tenang jika sudah melakukan langkah-langkah keamanan seperti mengganti password secara berkala.